Beranda Tambang Today Adaro Beli 80 Persen Saham Rio Tinto Di Kestrel

Adaro Beli 80 Persen Saham Rio Tinto Di Kestrel

Jakarta, TAMBANG – PT Adaro Energy mengakuisisi 80 persen saham Rio Tinto. Tak sendirian, Adaro menggandeng manajer investasi asal Australia, EMR Capital dalam mengakuisisi tambang Kestrel milik Rio Tinto yang terletak di Bowen.

 

Tambang Kestrel terletak di Bowen, Queensland, Australia. Lokasi ini merupakan salah satu wilayah utama batu bara metalurgi di dunia. Pada 2017, Kestrel mampu memproduksi batu bara kokas keras hingga 4,2 juta ton. Per Desember 2017, total cadangan yang dipasarkan mencapai 146 juta ton. Sedangkan jumlah sumber daya alamnya diketahui sebesar 241 juta ton.

 

“Ya betul,” kata Humas PT Adaro Energy, Nadira, kepada tambang.co.id saat dikonfirmasi soal akuisisi tersebut, Rabu (28/3).

 

Adaro dan EMR merogoh kocek hingga USD2,25 miliar untuk mengambil alih 80 persen saham Rio Tinto. Adaro mengaku, akuisisi ini sama sekali tak berdampak pada kegiatan operasional, keuangan, hukum, atau keberlangsungan usaha perusahaan.

 

Sebagai informasi, seperti dilansir Reuters, Selasa (27/3), penjualan tambang Kestrel yang terletak di negara bagian Queensland ini kesepakatan penjualan ketiga, yang dilakukan oleh Rio Tinto sepanjang bulan Maret 2018.

 

Chief Executive Officer (CEO) Rio Tinto, Jean-Sebastien Jacques mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa penjualan terbaru ini dikombinasikan dengan pembelian Glencore atas tambang Hail Creek. Serta divestasi proyek batu bara yang belum dikembangkan, akan membuat portofolio Rio lebih kuat dan lebih terfokus.

 

Rio Tinto memang tengah berusaha menjual semua aset batu baranya, mengingat perusahaan ini tidak ingin lagi fokus di batu bara, melainkan di lini bijih besi, tembaga dan aluminium.

 

Pekan lalu Rio Tinto juga telah menjual tambang Hail Creek dan proyek pengembangan barubara Valeria di Queensland, Australia ke Glencore senilai USD 1,7 miliar. Dua hari kemudian proyek batu bara di Queensland dijual kepada Whitehaven Coal senilai USD200 juta.