Beranda ENERGI Migas ADB : Harga Minyak Rendah, Bagus untuk Indonesia dan Asia

ADB : Harga Minyak Rendah, Bagus untuk Indonesia dan Asia

Bank Pembangunan Asia. Foto: en.tengrinews.kz

Manila, Filipina –TAMBANG. BANK Pembangunan Asia (ADB) mengoreksi tipis ramalan pertumbuhan ekonomi Asia untuk tahun ini dan tahun depan. Tetapi, secara umum ADB menilai harga minyak yang murah akan mendorong pertumbuhan ekonomi Asia.

 

Dalam tinjauan terbaru mengenai prospek perekonomian 2014, yang diumumkan di Manila Rabu ini, ADB mengatakan pertumbuhan ekonomi Asia diperkirakan mencapai 6,1% tahun ini, sedikit di bawah ramalan yang disampaikan pada September lalu, yaitu 6,2%.Pertumbuhan pada 2015 akan mencapai 6,2%, turun dibanding ramalan sebelumnya, yakni 6,4%.

 

‘’Sementara pertumbuhan di tiga kuartal pertama tahun ini lebih lambat dibanding harapan, harga minyak yang murah akan menjadi berkah bagi negara-negara pengimpor,’’ kata Kepala Ekonomi ADB, Shang-Jin Wei, sebagaimana dikutip kantor berita Reuters, dan disiarkan oleh berbagai media terkemuka.

 

ADB memotong prediksi pertumbuhan Cina untuk 2014 menjadi 7,4%, dari target 7,5%, dan untuk 2015 menjadi 7,2% dari prediksi yang dibuat pada September sebesar 7,4%. Penurunan ini terjadi karena anjloknya harga property dan efek yang mengikutinya pada sektor konstruksi.

 

Reformasi yang ditiupkan Perdana Menteri India, Narendra Modi, akan  membuat negeri para dewa itu tumbuh 5,5% tahun ini. Bila reformasi berlanjut, bahkan bisa mencapai angka 6,3%.

 

Perekonomian Asia Tenggara pada 2014 diperkirakan akan lebih lambat dibanding yang diperkirakan, yakni 4,4%, dibanding perkiraan semula 4,6%. Pada 2015, pertumbuhannya diperkirakan 5,1%, turun dibanding prediksi semula 5,3%.

 

‘’Anjloknya harga minyak dunia menghadirkan kesempatan emas bagi negara importir seperti Indonesia dan India, untuk mengurangi dampak program subsidi minyak yang mahal itu,’’ kata Wei. ‘’Di sisi lain, pengekspor minyak bisa mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan sektor manufakturnya, karena harga minyak yang murah akan membuat nilai tukar mata uangnya menjadi lebih kompetitif,’’ lanjutnya.

 

Sejak Juni, minyak mentah jenis Brent harganya telah jatuh 49% hingga di bawah US$ 60 per barel. Ini membuat negara pengimpor, seperti Thailand, Filipina, dan Indonesia, bisa banyak berhemat.

 

Inflasi di wilayah Asia Tenggara pada 2014 diperkirakan mencapai 3,2%, dibanding prediksi 3,4% yang diumumkan September lalu. Pada 2015, inflasi diperkirakan mencapai 3,5%, lebih rendah dibanding prediksi yang diumumkan pada September, yakni 3,7%.