Beranda Korporasi AMMAN Bukukan Penjualan USD 570 Juta, Progres Smelter Tembaga Mencapai 67,1 Persen

AMMAN Bukukan Penjualan USD 570 Juta, Progres Smelter Tembaga Mencapai 67,1 Persen

AMMAN

Jakarta, TAMBANG – Perusahaan tambang emas dan tembaga, PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMAN) membukukan penjualan bersih sebesar USD 570 juta hingga Kuartal III 2023. Meski turun 3 persen dari periode sama tahun lalu, capaian ini relatif signifikan di tengah masa pemulihan Perusahaan pasca 7 bulan terakhir karena cuaca buruk.

“Mulai kuartal ketiga tahun ini, kinerja AMMAN kembali pulih setelah tujuh bulan pertama tahun ini yang terdampak cuaca buruk dan penundaan perpanjangan izin ekspor,” ucap Direktur Utama AMMAN, Alexander Ramlie dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (1/11).

Penurunan juga terjadi pada beberapa lini bisnis misalnya pendapatan bersih sebelum PNBP yang hanya USD 103 juta. Angka ini menurun 17 persen dibanding periode sama di tahun lalu yang mencapai USD 183 juta.

Meski demikian, Alexander menyatakan pada Sembilan pertama ini Perusahaan berhasil memecahkan rekor pada sisi produksi PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yaitu tonase material yang ditambang pada satu bulan termasuk batuan penutup dan bijih mineral.

“Kami fokus mengoptimalkan operasional, di mana tim berhasil memecahkan rekor historis tonase material yang ditambang dalam satu bulan (termasuk batuan penutup dan bijih mineral). Operasi pabrik konsentrator juga mulai mencampur bijih segar dari Fase 7 dalam proses produksinya,” beber dia.

Catatan positif juga terjadi pada sejumlah proyek AMMAN di antaranya progress pembangunan smelter tembaga yang sudah mencapai 67,1 persen dan proyek Precious Metal Refinery (PMR) mencapai 65,4 persen hingga 30 September 2023. Proyek ini dikerjakan lewat anak usahanya yaitu PT Amman Mineral Industri (AMIN).

“Proyek-proyek ekspansi juga terus berjalan sesuai jadwal, di mana kemajuan pembangunan proyek smelter tembaga melalui anak usaha, PT Amman Mineral Industri (AMIN), melampaui target yang ditetapkan Pemerintah,” imbuh dia.

Akumulasi pengeluaran modal untuk kedua proyek tersebut sebesar USD 476 juta. Kemajuan konstruksi proyek smelter tembaga ini melebihi target yang telah disetujui oleh Pemerintah di angka 66,9% (100,15%).

“Selain itu, proyek perluasan pabrik konsentrator kami telah menghabiskan biaya sebesar USD 497 juta belanja modal, sedangkan PLTGU dan fasilitas LNG mencatat belanja modal sebesar USD 251 juta hingga September 2023,” beber dia.

Sementara Direktur Keuangan AMMAN, Arief Sidarto menyebut kinerja penjualan perusahaan pada Kuartal III 2023 kembali normal setelah mendapat izin ekspor pada 24 Juli 2023, di mana pihaknya mempercepat pengiriman konsentrat pada kuartal ini untuk mengejar kehilangan penjualan.

“Kami menanggung beban biaya yang lebih tinggi untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan pemerintah, antara lain akibat tertundanya penerbitan izin ekspor dan berbagai peraturan baru, seperti kenaikan bea 2 keluar menjadi 10 persen, denda smelter, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak,” ucap Arief.

“Kami juga wajib menyisihkan 30 persen pendapatan ekspor setiap bulannya untuk ditempatkan ke dalam rekening khusus, paling singkat tiga bulan sesuai aturan baru dari Bank Indonesia. Kami juga memastikan strategi pembiayaan yang telah dikalibrasi ulang untuk mendukung berbagai perubahan peraturan dan laju belanja modal untuk proyek-proyek ekspansi,” pungkasnya.