Beranda Batubara Ancaman Dana Pensiun Norwegia Buat Tambang Batu Bara

Ancaman Dana Pensiun Norwegia Buat Tambang Batu Bara

OSLO, JAKARTA –TAMBANG. LEMBAGA pengelola dana terbesar di dunia, Dana Pensiun Pemerintah Global Norwegia, biasa disingkat GPFG, mencoret sejumlah perusahaan India dari daftar investasinya. Perusahaan itu dinilai berbisnis dengan cara tidak akrab dengan lingkungan.

 

Dana pensiun itu juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kegiatan perusahaan India itu di Kalimantan.

 

Lembaga penggiat lingkungan Greenpeace mengatakan, dana pensiun GPFG menjual sahamnya di 15 perusahaan India, termasuk Coal India, perusahaan tenaga listrik NTPC, Adani Power, Tata Power, Jindal Steel and Power, JSW Energy Reliance Infrastructrue.

 

Berita buruk ini datang di tengah upaya pemerintah India menarik investor asing masuk dengan cara turut membiayai pengelolaan blok tambang, demi mendorong pertumbuhan ekonomi.

 

Kameshwara Rao, Direktur Eksekutif untuk Energi dan Utilitas PwC India mengatakan, keputusan dana pensiun dari Norwegia itu datang pada saat yang tidak tepat, karena perusahaan India tengah berupaya mencari dana untuk mengembangkan blok. ‘’Lelang dan pemindahan blok yang baru saja berlangsung memberi kesempatan sektor swasta untuk menjalankan konservasi dan praktek tambang berkelanjutan,’’ kata Kameshwara.

 

‘’Dana jangka panjang dapat menggunakan pengaruhnya secara positif, untuk mendukung reformasi itu,’’ kata Kameshwara. ‘’India memiliki populasi luas, banyak yang tanpa akses cukup ke energi . Pasokan batu bara dengan cara yang diperbaiki dapat memperbaiki akses dan pengembangan sosial ekonomi,’’ tambahnya.

 

Menurut data Greenpeace, dana pensiun GPFG mengelola dana US$850 triliun. Nilai saham yang dijual GPFG di India mencapai US$98 juta –Rp 1 triliun lebih.

 

Dalam laporannya, yang bisa diunduh secara maya, Yngve Slyngstad, CEO Norges Bank Investment Management memperingatkan perusahaan-perusahaan yang berusaha tidak sesuai nilai yang ditetapkan dana pensiun, misalnya: memancarkan gas rumah kaca. ‘’Perusahaan yang menghasilkan listrik dari batu bara termasuk kelompok ini,’’ kata Yngve.

 

Pada 2014, dana pensiun menjual sahamnya di 49 perusahaan yang dinilai gagal memenuhi syarat lingkungan dan kepatuhan sosial, memindahkan investasinya ke energi terbarukan, efisiensi energi, dan manajemen sumber daya alam.

 

Perusahaan India itu dinilai turut berperan dalam penggundulan hutan di Kalimantan. Karena, penambangan batu bara dilakukan pertama kali dengan memangkas pepohonan.

 

Pada 2013, dana pensiun Norwegia itu menarik sahamnya di 11 perusahaan, banyak di antaranya memiliki tambang di Indonesia.

 

Sumber foto: www.qz.com