JAKARTA, TAMBANG. DIDORONG oleh reformasi yang digerakkan pemerintah, dan makin bertambahnya produksi dari BUMN pemonopoli batu bara, Coal India, produksi batu bara India akan naik menjadi 1,01 miliar ton pada 2020. Tahun lalu, produksi India mencapai 703,72 juta ton.
Meski terjadi peningkatan cukup tinggi, tetapi target yang ditetapkan pemerintah, yakni 1,5 miliar ton pada 2020, tidak tercapai. Faktor yang menghambat, antara lain, pemogokan buruh, serta rendahnya harga. Kedua faktor itu bersatu, mengurangi daya tarik berinvestasi batu bara di India. Hambatan lain datang dari lambatnya izin lingkungan, jaringan kereta api yang banyak belum tersambung, serta rumitnya pembiayaan.
Akibatnya, India masih tetap akan tergantung pada impor. Media World Coal dalam terbitannya hari ini menulis, kekurangan pasokan akan terus terjadi. Tahun lalu, India mengimpor 187 juta ton. Tahun ini impor diperkirakan berkurang. Impor tetap berlangsung, terutama bagi pembangkit listrik atau industri yang terletak di tepi pantai. Bagi mereka, mengimpor batu bara akan lebih murah ketimbang membeli dari dalam negeri, yang masih terhambat oleh mahalnya biaya transportasi.
Batu bara impor ini bisa berasal dari tambang perusahaan India di Afrika Selatan. Proyek besar di Queensland, milik Adani maupun GVK Hancock, tampaknya belum bisa masuk pasar. Harga batu bara yang murah membuat mereka merugi bila tetap berproduksi.
Dalam risetnya, BMI Research menulis, batu bara dari Afrika Selatan dipandang oleh perusahaan India kualitasnya bagus. Lebih bagus ketimbang batu bara Indonesia. Lebih murah ketimbang batu bara Australia, yang butuh biaya tinggi karena jauhnya jarak pengangkutan.
Pada 2014, Indonesia mengekspor 41,54 juta ton batu bara ke Cina. India berada di posisi kedua dengan 37,48 juta ton. Angka final ekspor pada 2015 belum diketahui, tetapi dipastikan turun.
Mozambique juga dinilai sebagai negara yang pantas dilirik sebagai sumber pemasok batu bara. Coal Ventures, konsorsium sejumlah BUMN India, membeli tambang batu bara milik Rio Tinto, Juli 2014. Coal Ventures mengajak Coal India dan Jindal, konglomerat baja serta listrik dari India, untuk bareng-bareng berinvestasi.
Dalam kesimpulannya, BMI Research menyatakan, batu bara masih tetap memegang peran kunci bagi dunia energi India. Batu bara dinilai menjadi bahan bakar paling murah, yang realistis untuk memenuhi kebutuhan energi bagi penduduk India yang terus bertambah.
Foto: pengapalan batu bara untuk tujuan ekspor. Sumber: businessgreen.com