Beranda Batubara Batu Bara: India Mencari Investor Tambang

Batu Bara: India Mencari Investor Tambang

Pekerja tambang di India mendorong troli bermuat an batu bara. Sumber: asiasociety.org

NEW DELHI, TAMBANG.  NIAT Pemerintah India untuk menarik investor asing ke sektor tambang batu bara mendapat tanggapan dingin dari sejumlah perusahaan tambang dan perusahaan perdagangan. Meski India dikenal sebagai salah satu konsumen terbesar batu bara di dunia, investor masih melihat iklim investasi tambang di India kurang menarik.

 

Dengan maksud untuk mengurangi ketergantungan terbadap impor, Perdana Menteri Narendra Modi mengeluarkan izin bagi perusahaan swasta yang akan menambang dan menjual batu bara. Ini aturan baru sejak 42 tahun terakhir ini. Meski konsumsi batu bara India besar, bahkan akan segera mengambil alih posisi Amerika sebagai konsumen kedua terbesar di dunia setelah Cina, eksekutif perusahaan perdagangan komoditi di Jepang dan sejumlah perusahaan tambang besar mengatakan mereka tidak berniat untuk berinvestasi.

 

Suap, masalah tanah, izin lingkungan, serta rendahnya kualitas batu bara, membuat investasi tidak menarik. Di saat yang sama, harga batu bara mendekati titik terendah dalam enam bulan terakhir.

 

Media yang banyak mengupas masalah pertambangan, live mint, dalam penerbitannya hari ini mengutip pemberitaan Reuters yang mengatakan, meski memiliki deposit batu bara dalam jumlah besar, namun India malah menjadi importir ketiga terbesar di dunia. India mendatangkan batu bara terutama dari Australia dan Indonesia.

 

Menteri Batu Bara, Anil Swarup mengatakan, beberapa investor tambang telah datang. Mereka masuk sektor peningkatan kualitas batu bara, meski belum satu pun yang tuntas pembicaraannya. ‘’Ini bukan sekadar menambang di tanah mereka, melainkan juga bagaimana menyediakan teknologi yang pas bagi Coal India dan perusahaan India lainnya,’’ kata Anil Swarup.

 

Aturan di India menyebutkan, hanya BUMN yang boleh menambang batu bara. Tetapi sektor ini tengah dirombak, dengan mengizinkan swasta atau asing menambang di India, demi memangkas impor batu bara.

 

Konglomerat India seperti Adani Group dan GVK diharapkan ikut dalam tender blok batu bara. Sedang asing, tampaknya memilih bersikap menunggu.

 

Sebagai contoh, perusahaan tambang dunia, Rio Tinto, harus menunggu harus menunggu lebih dari 10 tahun untuk mendapatkan izin tambang bijih besi. Sementara seorang eksekutif perusahaan perdagangan Jepang mengatakan, ‘’Kami tidak memiliki rencana berinvestasi di sektor tambang di India. Kami tengah fokus untuk berinvestasi di negara lain, yang aturannya lebih gampang.’’

 

Perusahaan dagang lebih memilih untuk memasok batu bara ke India, ketimbang berinvestasi. Rendahnya kualitas batu bara menjadi alasan mereka.

 

India ingin meningkatkan produksi batu baranya dua kali, menjadi 1,5 miliar ton pada 2020. Tetapi penambangan di India kebanyakan tidak efisian. Coal India Ltd, perusahaan tambang batu bara terbesar di dunia, menghasilkan 1.100 ton per tenaga kerja, per tahun. Bandingkan dengan Peabody Energy (36.700 ton/tahun) dan Shenhua Energy, Cina (12.7000 ton per tahun).