Beranda Batubara Bayan Gandeng Jasa Logisik Australia

Bayan Gandeng Jasa Logisik Australia

Lokasi tambang milik Gunung Bayan. Foto: www.bayan.com.sg

Jakarta-TAMBANG. Melemahnya harga batu bara di pasar dunia memaksa perusahaan tambang batu bara nasional untuk berlomba-lomba melakukan efisiensi untuk menghemat ongkos produksi. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memilih kontraktor logistik yang dianggap punya keunggulan lebih dari sisi teknologi dan biaya produksi.

 

Direktur Pengembangan PT Bayan Resources, Russel Neil memilih cara itu untuk menghemat biaya produksi perusahaannya agar tidak merugi. Produksi Bayan per tahunnya diperkirakan mencapai 5 hingga 6 juta ton per tahun. Untuk mengangkut batu bara tersebut, Bayan menggunakan jasa angkutan logistik dengan kapasitas 150 ribu ton.

 

Jumlah itu dirasakan masih kurang optimal mengingat biaya energi yang harus dibayar serta jarak pengangkutan dari hulu tambang hingga ke lokasi pengapalan yang berjarak 96 kilometer. Russel akhirnya mengalihkan kerja sama jasa trasportasi ke PT Bis Industries, perusahaan logistik yang sudah lama berkecimpung di industri batu bara Australia.

 

Menurut Russel, tawaran dari Bis Industries cukup menggiurkan sebab teknologi dan kapasitas angkut mereka lebih besar dibandingkan yang selama ini digunakan Bayan. Satu unit truk pengangkut Bis Industries mampu membawa muatan batu bara hingga 300 ribu ton. Muatan itu terbagi dalam empat bak besar yang ditarik oleh satu lokomotif truk.

 

“Hampir 20% lebih murah dari opsi yang lain. Dengan kerjasama ini, selain menghemat ongkos bahan bakar, Bayan juga bisa menghemat biaya pemeliharaan,” ujar Russell kepada Majalah TAMBANG dalam peluncuran Bis Industries di Indonesia, Kamis (27/8)

 

Menurut Russel penandatanganan kontrak ini merupakan langkah penting dalam pengembangan tambang batu bara perseroan. Penggunaan truk-truk pengangkutan batu bara milik Bis Industries yang unik dari lokasi tambang ke fasilitas pelabuhan memungkinkan perseroan memperluas proyek tersebut.

 

“Kami berharap dapat menjalin kerja sama jangka panjang yang bermanfaatkan dengan BIS dalam proyek ini,” ujarnya.

 

Kerjasama Bayan dan Bis Industries diteken pada 26 Mei 2014 dengan anak usaha mereka, PT Indonesia Pratama. Namun operasi pengangkutan baru dilakukan sejak Mei 2015 setelah Bayan berproduksi. Kontrak itu berdurasi tujuh tahun dengan nilai kontrak sekitar US$273 juta. Jumlah truk yang dipakai Bayan selama periode kontrak berjalan mencapai 19 unit.