Beranda Batubara Bisnis Pembiayaan untuk Sektor Tambang Masih Menjanjikan

Bisnis Pembiayaan untuk Sektor Tambang Masih Menjanjikan

Jakarta – TAMBANG. Perusahaan leasing alat berat ternyata masih optimis terhadap pembiayaan di sektor pertambangan. Buktinya, porsi pembiayaan PT Intan Baruprana Finance, Tbk (IBFN) untuk sektor ini masih mengambil jatah 50% dari total pembiayaan perusahaan.

 

“Anggaran kita 50:50 untuk mining dan non mining,” Ujar Jap Hartono, Presdien Direktur IBFN, Senin (22/12) saat jumpa pers penawaran saham perdana di Jakarta.

 

Jap Hartono - Presiden Direktur Intan Baruprana Finance. Sumber: ibf.co.id
Jap Hartono – Presiden Direktur Intan Baruprana Finance.
Sumber: ibf.co.id

Jap menuturkan, bahwa sektor pertambangan ini memang salah satu sektor yang bisa diandalkan. Kondisi lesunya pasar dan pelemahan harga komoditas seperti saat ini, disebutnya menjadi saat yang menentukan untuk seleksi alam. Perusahaan tambang yang kecil dan lemah mungkin akan terpuruk dan tersisih, namun perusahaan tambang yang kuat akan bertahan dan menjadi semakin kuat.

 

Kuncinya, institusi pembiayaan harus bisa jeli memilih klien. “Kembali ke dasarnya lah. Banyak kok perusahaan tambang yang kantongnya masih cukup dalam. Bisa kita lihat dari karakter dan perilaku perusahaan yang benar-benar bagus, pembayarannya pasti tetap lancar,” jelasnya.

 

Selain sektor tambang, IBFN kini juga melakukan diversifikasi ke sektor infrastruktur, konstruksi, transportasi, pertanian dan perkebunan, kendaraan komersial, pelayaran, serta minyak dan gas bumi.

 

“Diversifikasi bukan berarti kita beralih dari sektor tambang ya,” tegas Jap.

 

Langkah diversifikasi dilakukan karena perusahaan tersebut melihat peluang sektor lain yang saat ini pertumbuhannya lebih cepat daripada sektor tambang. Namun diakuinya, nilai unit-unit pembiayaan di sektor tambang memang masih berada di urutan teratas.

 

Salah satu sektor baru yang diharapkan ikut mendorong pendapatan perusahaan di saat industri tambang tersendat adalah sektor kesehatan. Sektor ini dipilih karena sifatnya yang stabil, kebutuhan akan perawatan kesehatan dikatakan Jap tak akan mengenal krisis.

 

IBFN didirikan pada tahun 1991, dan pada tahun 2003 diakuisisi oleh PT Interaco Penta Tbk (INTA), salah satu perusahaan alat berat. Senin ini (22/12), IBFN resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Fokus bisnisnya, menjadi penyedia solusi pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan pendanaan investasi maupun modal kerja nasabah dengan sistem konvensional maupun syariah.