Beranda Kolom Breakthrough, Terobosan Di Masa Pandemik Global

Breakthrough, Terobosan Di Masa Pandemik Global

Oleh: Edi Permadi*

TIGA anak dengan rata-rata usia 14 Tahun sedang asik bermain di atas hamparan es. Tempat ini sebenarnya merupakan danau yang membeku akibat musim dingin.

Tidak disangka, tiba-tiba es-nya mencair, pecah dan ketiga anak yang sedang asik bermain tersebut tercebur ke danau yang sangat dingin. Dua diantaranya berhasil meraih batangan es di pinggir danau. Tetapi sayang, John Smith malah terdorong masuk ke dasar danau yang sangat dingin.

Beruntung terjadi di negara maju, team rescue bergerak cepat dan sampai ke lokasi kecelakaan. Hanya dalam waktu 10 menit tim rescue berhasil menemukan John Smith. Tapi sayang tubuhnya sudah terbujur kaku. Total waktu kalau dihitung dari awal kejadian sampai saat ditemukan sudah 45 menit. Secara ilmu kedokteran anak tersebut sudah tidak dapat ditolong.

Tetapi tidak demikian dengan Ibunya John. Ia masih yakin John adalah petarung sejati. Keyakinan itulah yang selalu menguatkan sang Ibu untuk tetap yakin John bakal diselamatkan. Ia terus berdoa dan berserah pada Tuhan.
Dan apa yang terjadi. John kembali siuman dan hidup seperti biasa setelah meninggal selama sejam.

Itulah penggalan kisah dari film Breakhtrough yang diadaptasi dari kisah nyata yang ditulis Joyce Smith. Film ini dirilis pada April 2019 silam.

Dari film ini, kita belajar tentang kekuatan keyakinan dan peran Yang Mahakuasa menjadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin, beyond our control and logic. Tetapi di luar peran kuasa Ilahi yang mutlak tersebut, ada juga peran manusia di dalamnya. Dalam situasi sesulit apa pun, ada keteguhan pribadi, sifat, kemampuan dan motivasi yang memungkinkan sesuatu terjadi. Inilah yang dalam bahasa lain disebut behavior competency.

Secara sederhana, behavior competency adala jenis kompetensi yang dapat dijelaskan sebagai sejumlah sifat, kemampuan, dan motivasi yang diperlukan untuk menghasilkan kinerja yang efektif, terlepas dari pekerjaan seseorang di suatu organisasi.

Behavior competency sering juga disebut sebagai soft skill atau kompetensi umum. Sebuah kemampuan yang mendorong seperangkat perilaku substansial yang menyelaraskan visi atau tujuan organisasi dengan perilaku terukur yang akan membantu mencapai keberhasilan organisasi. Didalam soft skill tersebut ada Creative Thinking yang dapat mengukur dan mengasah kemampuan prilaku seseorang untuk terus dapat berkembang.

Apa sih Cretaive thinking itu?
Secara sederhana Creative Thinking adalah kemampuan melakukan pendekatan inovatif guna meningkatkan kinerja dan memecahkan masalah melalui identifikasi atas pola-pola dan keterkaitan-keterkaitan, penggunaan pertimbangan yang induktif (atas dasar fakta yang diketahui) serta diperkenalkannya prosedur atau praktek-praktek yang inovatif/baru.


Dalam kondisi new normal saat ini, kompetensi sangat dibutuhkan setelah adaptability. Kenapa?, bila kita tidak berfikir dan melakukan business process yang tidak creative dan innovative maka kita akan tergilas oleh challenge saat ini dengan kondisi Pandemic global. Level kemampuan atau Kompetensi yang paling tinggi adalah kemampuan breakthrough atau terobosan.

Dalam planning kita juga mengenal Prudent Plan, Stretch Plan dan yang paling tinggi adalah Breakthrough. Breakthrough adalah berfikir di luar koridor kebiasaan dengan dasar motif dan nilai (value). Hal ini tergambar dari kisah nyata di Film Breakthrough yang diaktualisasikan dengan sangat baik oleh Ibundanya John Smith. Selain dari motivasi dan Value, perlu diasah Comptency Creative Thinking.


Hal ini ter-capture dengan detil oleh Elliot Jacques di dalam Buku Requisite Organization dan Buku Human Capability. Dengan jelas Elliot mendeskripsikan penelitiannya selama 50 tahun untuk memperlihatkan kemampuan seseorang itu dipengaruhi anugrah fitrah manusia dari Tuhan yang beragam. Selain dari fitrah manusia yang beragam, kemampuan seseorang juga sangat dipengaruhi oleh motivasi dan nilai yang dianut, tersaji dalam cerita film di atas. Tidak kalah penting lagi adalah Pengetahuan, Ketrampilan dan Kompetensi yang bisa diasah dan dikembangkan.


Creative Thinking conpentency punya beberapa level. Level Pertama, mempertanyakan metode-metode kerja yang Standar/baku. Mengetahui ketika suatu situasi memerlukan/menuntut suatu pendekatan yang berbeda. Atau mempertanyakan/menantang pendekatan baku dari suatu proses atau prosedur. Bersedia “mencoba” solusi-solusi atau pendekatan-pendekatan lain yang berbeda untuk meningkatkan metode-metode kerja.


Level kedua, terbuka terhadap gagasan-gagasan baru. Berpikiran terbuka ketika atau apabila disuguhkan suatu wawasan atau perspektif baru. Muncul dan mengorganisirnya dalam suatu penjelasan yang sederhana dan terpadu yang mengklarifikasikan pola-pola baru dalam data atau informasi yang berasal dari orang-orang lain.

Di Level ketiga, mulai memiliki gagasan-gagasan yang inovatif atau baru. Ketika melihat suatu informasi, seseorang melihat pola-pola, kecenderungan-kecenderungan, atau bagian-bagian /potongan-potongan yang hilang dan menghasilkan solusi-solusi baru serta beragam terhadap masalah. Di level ini seseorang bisa melihat melampaui tumpukan data yang ada untuk kemudian menciptakan solusi-solusi baru dalam meningkatkan kinerja bagi pekerjaan sendiri atau unit kegiatan bisnis.


Level keempat, menciptakan pendekatan-pendekatan yang paling modern dan maju. Meningkatkan kinerja perusahaan dengan cara membuat dan melaksanakan dengan sungguh-sungguh konsep-konsep dan teknik-teknik baru, unik/istimewa yang bersifat paling modern dan maju atau baru bagi perusahaan/industri. Bersikap sangat hati-hati ketika membuat atau mengembangkan konsep-konsep baru tersebut untuk menentukan ketepatan pelaksanaan konsep atau teknik tersebut di lingkungan yang ada atau di dunia industri pada umumnya.


Di Level kelima, mempertahankan suatu lingkungan yang kreatif. Menghasilkan dan mempertahankan sebuah lingkungan yang kreatif diantara para staf dan rekan-rekan kerja yang menjurus pada gagasan-gagasan baru yang berasal dari orang lain lalu membahas mana gagasan-gagasan itu yang paling bermanfaat bagi perusahaan.


Di level keenam, mengubah bentuk industri. Menghasilkan gagasan-gagasan dan pendekatan-pendekatan yang baru dan istimewa sehingga gagasan-gagasan dan pendekatan-pendekatan tersebut mengubah secara efektif bagaimana segala-galanya dicapai/dilakukan disektor industri. Level keenam ini adalah Breakthrough secara industri.

Di tengah situasi pandemik yang dirasakan secara global seperti sekarang ini perlu selalu diasah kompetensi setiap orang untuk dapat berfikir kreatif dan menciptakan breakthrough atau terobosan dan membentuk lingkungan kreatif. Terobosan dapat dilakukan bila seseorang memiliki pengetahuan, keterampilan dan Kompetensi yang cukup dan mumpuni. Tidak hanya itu, harus ditopang dengan motif dan nilai yang kuat sehingga tercipta lingkungan dan kemampuan individu yang dapat melahirkan terobosan. Hal yang diluar kontrol kita adalah apa yang digariskan Tuhan atas kapasitas potensi fitrah kita masing-masing sebagai manusia yang sangat beragam.

*Penulis adalah Presiden Direktur PT J Resources Asia Pasifik,Tbk (PSAB)