Jakarta, TAMBANG – PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) mencatatkan volume pengupasan lapisan penutup (overburden/OB) sebesar 209 juta bcm dan produksi batu bara sebanyak 38 juta ton sepanjang semester I/2025.
Baik volume OB maupun produksi batu bara, keduanya mengalami penurunan signifikan, masing-masing turun 23% dan 10% dibanding periode yang sama pada tahun 2024.
BUMA menyampaikan bahwa penurunan ini terutama disebabkan oleh cuaca ekstrem dan penghentian operasional terkait insiden keselamatan oleh pihak lain pada Kuartal I.
Direktur BUMA International Group, Iwan Fuad Salim mengatakan, kinerja kuartal kedua 2025 menunjukkan bahwa rencana pemulihan telah menghasilkan progress nyata. Dengan memperkuat fundamental operasional dan meminimalkan dampak akibat curah hujan, BUMA berhasil meningkatkan reliabilitas serta memulihkan profitabilitas bulanan menjelang akhir kuartal.
“Disiplin operasional ini memberikan landasan yang lebih kuat untuk menjaga momentum secara berkelanjutan di bulan-bulan berikutnya,” ucap Iwan dalam keterangan resmi, dikutip Senin (10/11).
Memang, pada Kuartal II, BUMA mencatatkan kinerja positif. Dalam hal OB, perusahaan berhasil mencatatkan 108 juta bcm dan produksi batu bara 20 juta ton, masing-masing naik 8%.
“Pemindahan lapisan penutup (overburden removal) naik menjadi 108 juta bcm dan produksi batu bara mencapai 20 juta ton, masing-masing tumbuh 8% secara quarter on quarter (QoQ) seiring kondisi cuaca yang membaik dan operasi yang stabil,” imbuh Iwan.
Pada 2024, BUMA menargetkan pengupasan OB sebesar 580–630 juta bcm. Namun untuk tahun berjalan, perusahaan belum mengungkapkan secara rinci capaian OB maupun volume produksi batu baranya.







