Beranda CSR Burung Kicau Sedang Marak, Mitra Binaan Pertagas Budidaya Jangkrik

Burung Kicau Sedang Marak, Mitra Binaan Pertagas Budidaya Jangkrik

Jakarta,TAMBANG, Dampak pandemi covid-19 sampai saat ini masih dirasakan berbagai lapisan masyarakat. Tidak terkecuali warga Desa Tanjung, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang. Di desa ini banyak anak muda harus kehilangan mata pencaharian dan sulit mendapatkan pekerjaan.

Situasi yang sulit ini membuat Kelompok Taruna Tani Nugraha, Desa Tanjung berinisiatif untuk merintis usaha. Pilihannya jatuh pada kegiatan budidaya jangkrik. Jenis usaha ini dipilih karena menjawab tingginya permintaan jangkrik untuk pakan burung kicau.

Di masa pandemi banyak warga di Karawang yang memelihara burung kicau untuk mengisi waktu senggang. Ini membuat kebutuhan jangkrik sebagai pakan burung kicau meningkat. Hal ini dijadikan sebagai peluang yang disasar.

Inisitif Kelompok Taruna Tani Nugraha ini mendapat dukungan dari PT Pertamina Gas (Pertagas) Operation West Java Area. Bantuan yang diberikan antara lain dalam bentuk pelatihan.

Ketua Kelompok Taruna Tani Nugraha, Anggi Anugerah menjelaskan dengan kegiatan budidaya jangkrik bimbingan dari Pertagas, kini para pemuda anggota kelompok mampu mendapatkan penghasilan dari 26 kotak jangkrik.

Harga jangkrik berkisar antara Rp 15 ribu hingga Rp 18 ribu per kilogram. Sedangkan hasil panen rata-rata 25 kg sampai 30 kg dari satu kotak pembesaran.

“Sekarang kami bisa memperoleh pendapatan sekitar 800 ribu sampai 1 juta Rupiah setiap bulannya,” ungkap Anggi.

Ia juga mengatakan budidaya jangkrik relatif mudah. Kemudian pakan jangkrik pun berlimpah di sekitar desa. Hal ini memudahkan anggota kelompok untuk bisa cepat mendapatkan penghasilan. Secara perlahan, mulai bisa keluar dari kesulitan akibat pandemi.

Head of External Relations East Region Pertagas, Tedi Abadi Yanto menjelaskan, budidaya jangkrik yang terlaksana atas inisiatif dan usulan para pemuda diharapkan menjadi pondasi awal yang baik untuk pengembangan kelompok ke depan.

“Harapannya kegiatan ini bisa menjadi pemicu semangat para pemuda desa untuk berwirausaha, sehingga tidak lagi mengandalkan bekerja di pabrik atau pergi ke kota,” tutup Tedi.