Beranda Event Butuh Modal Rp70 Triliun, PLN Terbitkan Obligasi

Butuh Modal Rp70 Triliun, PLN Terbitkan Obligasi

Jakarta – TAMBANG. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) akan menerbitakan obligasi berdenominasi rupiah dan valuta asing pada kuartal kedua 2015. Aksi korporasi tersebut ditempuh guna memenuhi belanja modal yang tahun ini ditargetkan mencapai Rp70 triliun, sebagai langkah awal kontribusi pada proyek kelistrikan 35.000 MW.

 

Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan alokasi dana sekitar Rp60 triliun-70 triliun untuk belanja modal. Dana tersebut dibutuhkan untuk mencicil pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 10.000 MW dalam 5 tahun ke depan. Namun demikian, ia masih enggan merinci soal kebutuhan dana tersebut.

 

“Baru akan didiskusikan secara detail. Kita akan godok kembali dengan tim direksi,” kata Sofyan usai rapat listrik di kantor Wakil Presiden, Selasa (6/1/2015).

 

Selain melalui penerbitan obligasi, untuk memenuhi kebutuhan belanja modalnya PLN akan menggunakan kas internal perusahaan, pinjaman bilateral dan multilateral, penyertaan modal negara (PMN), serta kredit perbankan, maupun penerbitan obligasi.

 

“Obligasi bisa dalam negeri, bisa juga luar negeri. Sekitar 3 bulan ke depanlah, kuartal kedua 2015,” tuturnya.

 

Sebagai perusahaan pelat merah, PLN menjadi andalan pemerintah untuk menyumbang 10.000 MW dari capai target pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW dalam 5 tahun ke depan. Dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan jaringan transmisi listrik di seluruh Indonesia.

 

Hingga kuartal III/2014, pendapatan usaha PLN mencapai Rp218,67 triliun, naik dari tahun lalu Rp184,66 triliun. Laba bersih PLN tercatat mencapai Rp15,2 triliun dari sebelumnya mengalami rugi bersih Rp21,43 triliun.

 

Sementara itu, total liabilitas PLN mencapai Rp471,06 triliun dari sebelumnya Rp462,64 triliun. Sedangkan ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp150,2 triliun dari sebelumnya Rp133,23 triliun.

 

Dengan rasio utang terhadap ekuitas PLN yang sudah mencapai 250%, BUMN kelistrikan ini mungkin sulit mendapat pinjaman. Padahal sekitar 50% dari total capex diperoleh dari utang.