Beranda ENERGI Migas Calon Dirut Pertamina Sebaiknya Dari Internal Perusahaan

Calon Dirut Pertamina Sebaiknya Dari Internal Perusahaan

Jakarta-TAMBANG. Bursa calon bos PT Pertamina (Persero) terus berhembus. Kali ini muncul desakan agar Menteri BUMN menunjuk calon Dirut Pertamina dari kalangan internal perusahaan. Usulan tersebut diberikan Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu dengan pertimbangan, pimpinan yang baru bisa langsung melanjutkan program kerja perusahaan yang sempat tertunda setelah jabatan tersebut ditinggalkan Karen Agustiawan.

 

Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arief Poyuono mengatakan, sebaiknya direksi diambil dari internal Pertamina dan bukan dari luar apalagi titipan partai politik. Jika dipimpin orang luar, Pertamina selalu sarat dengan kepentingan politik penguasa sehingga membuat Pertamina gagal melakukan transformasi.

 

Menurut Arief, efek negatif jika Pertamina dipimpin oleh orang dari luar maka direksi tersebut berpotensi merugikan perusahaan karena rendahnya rasa memiliki dan loyalitas terhadap Pertamina dan negara. Program transformasi di Pertamina yang dimulai sejak 2007, kata Arief, harus dilanjutkan.

 

“Saat ini banyak kampanye yang membodohi dan menipu rakyat dengan pendapat pengamat dan penelitian yang dipalsukan tentang cadangan minyak Indonesia yang hanya tinggal 11 tahun lagi. Padahal menurut Pelaksana tugas Direktur Utama Pertamina Muhamad Husen, cadangan minyak kita masih banyak sekali,” ujar Arief.

 

Sebelum menunjuk direksi yang baru, Federasi Serikat Pekerja BUMN Bersatu meminta Menteri BUMN membuka diskusi dengan Serikat Pekerja Pertamina terkait calon direktur baru perusahaan. Hal ini menurutnya penting agar terjadi sinergi antara pekerja dan direksi untuk menuntaskan program transformasi di Pertamina.

 

“Direksi yang baru nanti diharapkan bisa menciptakan swadaya energi dan menjadikan Pertamina sebagai perusahaan kelas dunia yang profesional dan bersih dari mafia migas. Kami juga berharap Pemerintah bisa memberikan privelege pada Pertamina dalam mengelola cadangan migas Indonesia,” ujar Arief.

 

Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Pertamina yang berlangsung Rabu (1/10) lalu menunjuk Muhamad Husen sebagai Pelaksana tugas Direktur Utama Pertamina sekaligus Direktur Hulu menggantikan Karen Agustiawan yang mengundurkan diri. Meski berstatus pelaksana tugas (Plt), Husen diberi kewenangan penuh untuk mengambil kebijakan strategis terhitung mulai 1 Oktober 2014 sampai ditunjuknya Dirut Pertamina definitif oleh pemegang saham.

 

Komisaris Utama Pertamina, Bambang Brodjonegoro mengatakan penunjukan Husen karena ia dianggap paling senior di antara Direksi Pertamina. “Pertamina yang penting itu di hulu, profit terbesar ada di hulu. Kita minta perhatikan di hulu, di antaranya menaikkan lifting minyak,” kata Bambang.