Jakarta, TAMBANG – PT Coalindo Energy bekerja sama dengan Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) akan menggelar 2nd Coalindo Coal Conference pada Rabu, 5 November 2025, di The Langham Hotel, Jakarta.
Mengusung tema “Navigating Challenges: Strategies for a Competitive and Sustainable Coal Market,” konferensi ini akan menjadi ajang bagi para pelaku industri untuk membahas strategi menghadapi tantangan pasar batu bara yang semakin kompetitif dan berkelanjutan.
Presiden Direktur PT Coalindo Energy, Jimmy Gunarso, menyampaikan, bahwa pihaknya percaya masa depan industri batu bara Indonesia tidak hanya ditentukan oleh harga, penawaran dan permintaan, tetapi oleh kemampuan kita beradaptasi, berinovasi, dan berkolaborasi.
“Melalui konferensi ini, PT Coalindo Energy mengajak seluruh pelaku industri untuk bersama-sama menavigasi tantangan dan menemukan peluang baru menuju pasar yang lebih kompetitif dan berkelanjutan,” ujar Jimmy Gunarso dalam keterangan yang diterima tambang.co.id, Jumat (31/10).
Forum ini diharapkan dapat melahirkan strategi yang praktis dan terukur dalam menghadapi dinamika pasar serta tantangan industri batubara pada tahun 2026.
Untuk membahas berbagai isu strategis yang memengaruhi arah industri batubara nasional, konferensi ini akan menghadirkan pembicara dari pemerintahan, pelaku industri, asosiasi, para ahli, serta lembaga keuangan.

Isu-isu tersebut akan dikupas melalui empat sesi utama, yakni:
- Kebijakan & Tata Niaga Industri Batubara Indonesia
 Membahas arah kebijakan nasional terkait Harga Batubara Acuan (HBA) ekspor, royalti, rencana pajak ekspor, hingga implementasi di lapangan bagi pemegang IUP/IUPK. Sesi ini juga menyoroti sinkronisasi antar-lembaga serta fleksibilitas Domestic Market Obligation (DMO) di tengah transisi energi.
- Coal Market Outlook 2026
 Mengulas faktor-faktor penggerak harga batubara global, strategi menjaga daya saing ekspor di tengah kondisi oversupply, dampak geopolitik, serta potensi pasar domestik dan kawasan baru.
- Operasional, Biaya & Logistik
 Membahas tantangan kenaikan biaya operasional seperti BBM, sewa kapal, dan perawatan, serta hambatan infrastruktur dan sistem logistik. Selain itu, sesi ini juga mengangkat solusi inovatif melalui digitalisasi, optimalisasi rute, dan integrasi pelabuhan untuk menjaga efisiensi dan keandalan operasi.
- Pembiayaan & Risiko Pasar
 Mengulas tekanan aspek ESG (Environmental, Social, and Governance) terhadap akses pendanaan industri batubara, strategi mitigasi risiko terhadap volatilitas harga dan kurs, serta opsi pembiayaan seperti obligasi tematik, private placement, dan blended finance dengan proyeksi hingga periode 2026–2028.
Melalui pembahasan yang komprehensif tersebut, konferensi ini diharapkan menjadi ruang kolaboratif untuk memperkuat ketahanan industri batubara nasional serta mendorong terciptanya pasar yang lebih kompetitif dan berkelanjutan.
 
            
 
	





