Beranda ENERGI Kelistrikan Dukung Keandalan PLTS Atap, PLN Siapkan Perangkat Antisipasi Gangguan

Dukung Keandalan PLTS Atap, PLN Siapkan Perangkat Antisipasi Gangguan

Jakarta, TAMBANG – Executive Vice President Pelayanan Pelanggan Retail PT. PLN (Persero), Mohammad Munief Budiman mengatakan, saat ini pasokan listrik masih didominasi pembangkit berbasis fosil, namun demikian pihaknya tetap akan mendukung penggunaan Pembangkit Lisrik Tenaga Surya (PLTS) Atap sebagaimana sudah dicanangkan pemerintah.

“PLN selaku pemasok sebagian listrik negara juga mendukung penggunaan PLTS Atap yang merupakan program pemerintah.” kata Munief saat menyampaikan kuliah umum kepada peserta program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Gerakan Insiatif Listrik Tenaga Surya (Gerilya) di Jakarta, dikutip dari keterangan resmi, Jumat (24/9).

Lebih lanjut, Munief menjelaskan bahwa dukungan PLN terhadap pengoperasian pembangkit listrik berbasis energi hijau itu, dengan cara menyediakan spinning reserve atau standby unit. Kedua perangkat ini akan berperan sebagai cadangan saat PLTS mengalami gangguan.

“Salah satunya dengan menyediakan spinning reserve atau standby unit untuk menjadi cadangan saat terjadinya intermittent,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Munief berpesan kepada peserta kuliah umum agar bisa memanfaatkan potensi sumber daya secara mandiri dan berkelanjutan. Khsusunya sumber daya energi berbasis alam yang ramah lingkungan.

“Untuk menanggani climate change ini kita memang sudah harus beralih ke Energi Baru Terbarukan. Namun, momen ini jangan sampai dimanfaatkan oleh pihak luar. Justru harus kita manfaatkan misalnya dengan memakai komponen lokal pada sistem PLTS dan jangan sampai masih bergantung dari luar,” tandasnya.

Sebagai informasi, program Gerilya tersebut diikuti oleh 52 mahasiswa dari 21 kampus berbeda. Mereka akan menjalani dua bulan pembekalan teori melalui kursus daring dan selanjutnya tiga bulan praktik lapangan melalui team-based project.

Setelah lulus dari program ini, para peserta diharapkan dapat menjadi aktivis energi bersih bagi lingkungan di sekitarnya. Mereka juga diharapkan dapat mendukung dan mensosialisasikan target 23% bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) pemerintah pada tahun 2025.