Beranda Digitalisasi ESDM: Digitalisasi Tingkatkan Produksi dan Efisiensi Industri Tambang

ESDM: Digitalisasi Tingkatkan Produksi dan Efisiensi Industri Tambang

Industri tambang
Direktur Program Mineral dan Batubara, Tri Winarno dalam Indonesia Digital Mining Summit 2023 di Jakarta, Rabu (6/12).

Jakarta, TAMBANG – Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral (ESDM) menyebut bahwa pemanfaatan teknologi digital mampu meningkatkan produksi dan efisiensi industri tambang. Hal tersebut diungkapkan Direktur Program Mineral dan Batubara, Tri Winarno dalam Indonesia Digital Mining Summit 2023 yang digelar Majalah TAMBANG di Jakarta, Rabu (6/12).

“PR di industri tambang semakin hari semakin bertambah. Makanya kita bedah satu-satu. Ini bagaimana tentang teknologi di sektor pertambangan,” ucap Tri Winarno.

Menurutnya, pemanfaatan teknologi digital hanya sekedar pendukung dan bukan juga tujuan akhir. Untuk menyukseskan transformasi digital, perlu mempersiapkan faktor teknologi, manusia, proses kerja, dan organisasi untuk memastikan operasional berjalan secara berkelanjutan.

“Pertambangan berkelanjutan menjadi isu yang semakin penting dalam industri pertambangan, karena perusahaan harus memastikan bahwa operasi mereka berkelanjutan, bertanggung jawab, dan tidak membahayakan lingkungan atau komunitas lokal,” beber dia.

Salah satu upaya digitalisasi yang dilakukan Ditjen Minerba saat ini di antaranya pembentukan sistem pemantauan, pelaporan, pengawasan, pembayaran secara online untuk mempercepat bisnis proses.

“Pemerintah akan terus meningkatkan kinerja keuangan data terintegrasi online yang ada pada saat ini dengan tujuan akhir untuk menyediakan data online, analisa yang akurat dalam pengambilan keputusan serta lebih mengutamakan layanan di sektor minerba,” ungkapnya.

Tri lalu menyampaikan bahwa teknologi juga dinilai penting dalam rangka mendukung program hilirisasi mineral dan batu bara untuk mendapatkan nilai tambah. Di batu bara, teknologi yang mampu menekan emisi karbon baik untuk PLTU maupun industri hilir lainnya adalah CCS/CCUS.

“Perlu dilakukan percepatan pengembangan industri hilir batu bara agar dapat dimanfaatkan secara optimal dan aman bagi lingkungan. Teknologi batu bara Bersih seperti IGCC,CCS/CCUS perlu diterapkan pada Industri Hilir batu bara untuk mengurangi intensitas karbon,” jelasnya.

“Kami menekankan bahwa sampai 7 sampai 12 tahun ke depan, batu bara akan menjadi sumber pembangkit listrik atau sampai porsi ebt kita lebih baik,” kata dia.

Sebagai informasi, CCS (Carbon Capture and Storage) atau CCUS (Carbon Capture, Utilization, and Storage) adalah teknologi yang bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dari sumber-sumber industri dan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar fosil.