Beranda ENERGI Kelistrikan Gara-gara burung, Listrik Padam

Gara-gara burung, Listrik Padam

 

Muara Teweh – TAMBANG. Gara-gara burung yang kesetrum kabel bertegangan 20.000 volt, listrik di Muara Teweh, Kalimantan Tengah, padam. Burung yang terkena kabel ini berada di simpang tiga bundaran patung, Muara Teweh. Terjeratnya burung di jaringan kabel itu menimbulkan percikan api.

 

Sebelumnya, akan dilakukan uji coba Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Blok Bangkanai di Desa Karendan Kecamatan Lahei Kabupaten Barito Utara.

 

“Akibatnya tes mesin (reability test) melalui mesin PLTMG Bangkanai hanya bisa dilakukan selama 21 jam yakni sejak Sabtu (6/2) malam mulai pukul 20.00 WIB hingga Minggu (7/2) jam 17.30 WIB. Semula rencananya tiga hari atau 3 x 24 jam (72 jam),” ujar Manajer PT PLN Muara Teweh, Tatok Winarko di Muara Teweh, Selasa (9/2).

 

Mesin yang di tes adalah untuk menguji ketahanan mesin sebelum operasional secara permanen. Total ada 16 mesin di PLTMG Bangkanai, dengan daya keseluruhan mencapai 155 MW. Satu  mesinnya berdaya 9,7 megawatt. Kebutuhan listrik di Muara Teweh dan sejumlah desa sekitarnya hanya 8 MW untuk malam hari dan 5-6 MW pada siang hari.

 

Untuk sementara uji coba itu belum dilanjutkan sambil menunggu koordinasi antara pengoperasian mesin PLN di blok Bangkanai, PT PLN Area Penyaluran dan Pengatur Beban (AP2B) sistem Kalimantan Selatan-Tengah  yang mengatur transmisi dan gardu induk, serta PLN Kapuas yang membawahi Muara Teweh. Akibatnya, PLN Muara Teweh pada Minggu malam hingga saat ini kembali mengggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).

 

Gangguan semacam ini di Muara Teweh, menurut Tatok, terjadi antara lain karena jaringan transmisi  sebagian besar melalui jalur hutan.

 

PLTMG Bangkanai dibangun dengan operator Ophir Indonesia Bangkanai Ltd., yang sekaligus pemegang hak partisipasi terbesar di Desa Karendan, Kecamatan Lahei.

 

Perusahaan yang bermarkas di London, Inggris, itu pada akhir Juni 2011 telah menandatangani perjanjian jual beli gas Lapangan Bangkanai, Kalimantan Tengah, dengan PLN.

 

Lapangan gas Kerendan berisi sekitar 280 miliar kaki kubik. Pada tahun 2014, di Kerendan Barat juga ditemukan tambahan cadangan gas sebesar 310 Bcf.

 

Tahap pertama dari proyek ini akan beroperasi secara komersial pada volume gas  120 Bcf, melalui perjanjian

penjualan gas dengan PLN untuk memenuhi kebutuhan energi rumah tangga berupa listrik di Barito Utara. Ini merupakan program interkoneksi dengan wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

 

Penulis: Rukmi Hapsari