Beranda Batubara Harga Batu Bara Metalurgi Diprediksi Naik

Harga Batu Bara Metalurgi Diprediksi Naik

 

Jakarta, TAMBANG. BERKURANGNYA  pasokan batu bara untuk keperluan pengolahan logam membuat harga batu bara naik, sesuatu yang tak terjadi sejak Oktober 2013.

 

Harga diperkirakan akan naik beberapa dolar pada kuartal kedua tahun ini, setelah muncul berita bahwa Cina mengurangi pasokan, akibat tingginya biaya untuk menambang, demikian disampaikan Mark Levin, analis batu bara dari BB&T Capiral Markets di Richmond, Virginia, kepada para kliennya, akhir pekan lalu.

 

Harian Economic Times, India, menulis, naiknya harga batu bara akan menghentikan turunnya harga yang terus-menerus terjadi. Harga batu bara metalurgi mencapai puncak pada 2011, $330 per ton.

 

Harga batu bara metalurgi terus-menerus turun akibat berlebihnya pasokan dan berkurangnya permintaan, terutama oleh Cina. Dampaknya terasa hingga Amerika. Produsen besar seperti Walter Energy, Alpha Natural Resources, dan Arch Coal, kesulitan. Ketiga produsen besar itu melakukan investasi besar-besaran ketika harga batu bara tinggi. Situasinya ternyata tak seperti yang diharapkan. Harga jatuh, mereka tak sanggup membayar hutang. Tahun lalu, Walter, Alpha, dan Arch Coal, menyatakan dirinya bangkrut.

 

Dalam memonya Levin mengatakan, batu bara metalurgi dari Cina akan menghilang dari pasar dalam jumlah besar karena tingginya biaya produksi. Pemerintah Cina juga mendorong pengurangan kapasitas pabrik baja, sebesar 150 juta ton setahun, hingga tahun 2020. Kedua faktor itu mendorong berkurangnya pasokan batu bara metalurgi.