Beranda Komoditi Harga Rata-Rata Minyak Mentah Indonesia Turun

Harga Rata-Rata Minyak Mentah Indonesia Turun

Jakarta – TAMBANG. Setelah sempat membaik di bulan Februari, harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price / ICP) bulan Maret 2015 tercatat turun US$ 0,66 per barel, dari US$ 54,32 per barel ke US$ 53,66 per barel. Perubahan harga tersebut sejalan dengan penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional, yang seluruhnya kembali mengalami penurunan.

 

Penurunan harga rata-rata jenis minyak mentah utama lain di pasar internasional adalah sebagai berikut.

> West Texas Intermediate (WTI / Texas Light Sweet) – New York Merchantile Exchange (NYMEX) turun US$ 2,87 per barel dari US$ 50,72 per barel ke US$ 47,85 per barel.

> Brent – Intercontinental Exchange (ICE) turun US$ 1,86 per barel dari US$ 58,80 per barel ke US$ 56,94 per barel.

> OPEC Reference Basket (ORB / OPEC Basket) turun US$ 1,54 per barel dari US$ 54,06 per barel ke US$ 52,52 per barel.

 

Tim Harga Minyak Indonesia menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan faktor kekhawatiran pasar akan kondisi kelebihan pasokan. Kekhawatiran itu masih didasarkan pada keputusan OPEC yang tetap bertahan pada kuota produksi sebesar 30 juta barel per hari.

 

Arab Saudi sebagai produsen terbesar pun sudah menyatakan tak akan melakukan pemangkasan produksi, bahkan tetap menjalankan eksplorasi meskipun terjadi penurunan harga. Kebijakan serupa pun ditiru oleh negara penghasil minyak lainnya seperti Kuwait dan Uni Emirat Arab.

 

Faktor lain yang disebut mendorong pelemahan harga adalah proyeksi pasokan minyak mentah non-OPEC yang naik 0,07 juta barel per hari  dibanding perkiraan sebelumnya. Berdasarkan data yang dipublikasikan OPEC bulan Maret 2015, dari negara-negara yang bukan anggotanya akan dihasilkan 57,16 juta barel minyak mentah per hari.

 

Kemudian, berdasarkan publikasi International Energy Agency (IEA) bulan Maret 2015, dilaporkan bahwa penyebab pasokan minyak non-OPEC bertambah adalah peningkatan pasokan dari wilayah Laut Utara.

 

Sementara itu, laporan dari Energy Information Administration (EIA) – Amerika Serikat menununjukkan bahwa tingkat stok minyak di negara tersebut selama bulan Maret 2015 mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya. Stok minyak mentah komersial dilaporkan naik 22,3 juta barel menjadi 466,7 juta barel, sementara stok distillate fuel oil juga bertambah 2,8 juta barel menjadi 125,8 juta barel.

 

Faktor lain yang disebutkan Tim Harga Minyak Indonesia adalah potensi tercapai kesepakatan negosiasi program nuklir Iran, sehingga sanksi negara-negara Barat bisa mencabut sanksi terhadap negeri itu. Bila ini yang terjadi, maka pasar dunia akan kebanjiran tambahan 1 juta barel minyak mentah yang dilepas Iran.

 

Terakhir, faktor yang menekan harga minyak mentah dunia adalah nilai tukar mata uang Dollar Amerika Serikat yang masih mengalami tren penguatan dibanding mata uang lainnya.

 

Khusus untuk kawasan Asia Pasifik, turunnya harga minyak juga masih dipengaruhi pelemahan perekonomian Cina.