Beranda Lingkungan Hingga September 2022, Area Reklamasi PTBA Capai 2.145,9 Hektar

Hingga September 2022, Area Reklamasi PTBA Capai 2.145,9 Hektar

Lahan Bekas Tambang

Jakarta, TAMBANG – Hingga September 2022, total areal reklamasi PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sudah mencapai 2.145,9 hektar (ha). Angka tersebut meningkat 1,64 ha dari bulan Juli tahun ini yang hanya mencapai 2.144,26 ha. Di lahan tersebut telah ditanam 1.334.375 batang pohon.

“Jenis pohon yang ditanam di antaranya Sengon, Jati, Mahoni, Kayu Putih, Akasia, Angsana, Merbau, Bambu, Jabon, Pinus, Johar, Longkida,” kata Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail dalam konferensi pers kinerja PTBA kuartal III 2022, dikutip Jumat (28/10).

Tak hanya reklamasi lahan, PTBA telah menjalankan sejumlah program untuk mendukung dekarbonisasi. Dari sisi operasional, perusahaan menerapkan Eco Mechanized Mining yakni mengganti peralatan pertambangan yang menggunakan bahan bakar fosil menjadi elektrik.

“Untuk mendukung Pemerintah mencapai target Net Zero Emission pada 2060, PTBA menerapkan praktek pertambangan yang baik (Good Mining Practice) dengan program-program dekarbonisasi,” imbuh Arsal.

Kata dia, beberapa alat berbasis listrik yang telah digunakan PTBA di antaranya 7 Ekskavator berjenis Shovel PC-3000, 40 Dump Truck sekelas 100 Ton hybrid (Diesel dan Listrik), dan 6 Pompa Tambang berbasis Listrik.

Perusahaan juga menerapkan E-Mining Reporting System, yaitu sistem pelaporan produksi secara real time dan daring sehingga mampu meminimalkan pemantauan konvensional yang menggunakan bahan bakar.

Langkah lainnya yakni penggantian bahan perusak ozon (BPO) seperti penggunaan refrigerant AC yang ramah lingkungan dan penggantian Halon 1211 pada alat pemadam api ringan (APAR).

“PTBA juga tengah melakukan studi Carbon Capture, Utilization, and Storage atau CCUS,” bebernya.

Untuk mendorong lahirnya inovasi-inovasi teknologi dekarbonisasi di bidang pertambangan, PTBA menggelar Greenovator.

“Dana sebesar Rp 3 miliar disiapkan bagi yang mampu menciptakan inovasi dalam CCUS dan Carbon Reduction,” ujarnya.

Menurut Arsal, program-program dekarbonisasi ini dilaksanakan dan dikembangkan secara berkelanjutan di setiap lini perusahaan untuk memberikan hasil yang optimal. Perusahaan telah memiliki roadmap manajemen karbon hingga tahun 2050.