Beranda Tambang Today IMA: Mineral Jadi Kunci Transisi Energi, Indonesia Pegang Peran Strategis

IMA: Mineral Jadi Kunci Transisi Energi, Indonesia Pegang Peran Strategis

IMA Mineral
Dok: Rian/TAMBANG

Jakarta, TAMBANG – Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Hendra Sinadia, menyampaikan mineral akan menjadi komoditas yang semakin vital dalam mendukung transisi energi global.

Menurut Hendra, dengan beragam komoditas mineral bernilai tinggi serta ketersediaan energi batu bara yang stabil dan terjangkau, Indonesia memiliki modal kuat untuk mendukung kebutuhan pemurnian dan proses refining mineral di masa depan.

“Mineral menjadi komoditas yang sangat penting untuk mendukung transisi energi. Indonesia memiliki banyak komoditas mineral yang diandalkan dan juga Indonesia memiliki sumber energi batu bara yang reliable, affordable untuk mendukung prosesing atau pemurnian refining dari mineral,” ujar Hendra dalam Mining Innovation Day yang diselenggarakan SAP-Majalah TAMBANG di Jakarta, Rabu (26/11).

Ia menjelaskan bahwa lonjakan kebutuhan mineral global dipicu oleh beberapa faktor, salah satunya peningkatan urbanisasi. Mengutip data Bank Dunia, Hendra menyampaikan bahwa pada 2050, mayoritas penduduk dunia akan tinggal di kawasan perkotaan.

“Apa yang mentrigger kebutuhan akan mineral ke depan? Ini ada beberapa data informasi yang kami kutip dari presentasi The World Bank waktu Oktober lalu. Urbanisasi, 7 dari 10 penduduk dunia di tahun 2050 akan ke perkotaan, dan itu yang memicu meningkatnya kebutuhan mineral,” jelasnya.

Selain itu, tantangan energi dan perkembangan teknologi digital juga menjadi pendorong signifikan. Permintaan kokas terus meningkat, sementara pertumbuhan ekonomi digital, kecerdasan buatan (AI), dan bahkan potensi munculnya Artificial General Intelligence (AGI) diprediksi akan membuat kebutuhan mineral kritis semakin tinggi.

“Data center, digitalisasi, ini juga akan memicu meningkatkan kebutuhan critical mineral, di mana Indonesia memiliki mineral-mineral tertentu. Termasuk logam tanah jarang yang mulai Indonesia lakukan kajian,” tambah Hendra.

Namun, ia mengingatkan bahwa pengembangan pertambangan tidak bisa dilakukan secara instan. Beberapa komoditas membutuhkan waktu panjang untuk dikembangkan, termasuk tembaga yang akan menjadi komoditas sangat strategis dalam transisi energi.

“Tantangan yang dihadapi industri pertambangan tentu saja untuk mendevelopment mining membutuhkan waktu yang cukup panjang. Terutama komoditas tertentu seperti copper yang menjadi komoditas primadona nanti di era transisi energi, di mana di tahun 2035 akan shortcase dan ini membutuhkan waktu yang panjang,” ungkapnya.

IMA menilai, dengan potensi sumber daya mineral yang besar dan kebutuhan global yang terus meningkat, Indonesia harus memperkuat strategi eksplorasi, efisiensi perizinan, serta hilirisasi agar dapat mengambil peran lebih besar dalam rantai pasok mineral kritis dunia.