Jakarta,TAMBANG,- Salah satu kekhasan dari kegiatan usaha pertambangan adalah risiko tinggi. Oleh karenanya aspek keselamatan kerja menjadi salah satu yang mendapat perhatian serius. Salah satu yang terus didorong adalah membangun budaya selamat dalam diri setiap insan yang bekerja di pertambangan. Ini tidak hanya terkait dengan upaya preventif tetapi juga bagaimana menangani situasi darurat ketika terjadi kecelakaan tambang yang dalam hal ini terkait dengan ketrampilan. Ini dilakukan lewat berbagai cara diantaranya dalam ajang Indonesia Mining Emergency Rescue Competition (IMERC) 2025.
Dijelaskan lagi bahwa kompetisi IMERC 2025 akan menguji keterampilan dan ketangguhan tim penyelamat dalam menghadapi berbagai skenario ekstrem yang relevan dengan dunia tambang. Mulai dari Confined Space Rescue (penyelamatan di ruang terbatas), High Angle Rescue (penyelamatan di ketinggian), Road Crash Rescue (kecelakaan lalu lintas), Structural Fire Fighting (kebakaran bangunan), Underwater Rescue and Recovery (penyelamatan di bawah air).
“Seluruh skenario dirancang sedekat mungkin dengan kejadian nyata yang mungkin terjadi di tambang batu bara, nikel, emas, bijih besi, hingga fasilitas pendukung seperti gudang, bengkel, dan area pemukiman,” jelas dr. David M Winowatan, Ketua Dewan Juri IMERC 2025.
Sampai saat ini sudah ada 17 tim tanggap darurat dari berbagai perusahaan tambang di Indonesia ditambah satu tim dari Australia. Tim ini dipastikan akan berpartisipasi dalam ajang Indonesia Mining Emergency Rescue Competition (IMERC) 2025, yang akan digelar pada 14–18 Agustus 2025 di Balikpapan, Kalimantan Timur.
“IMERC bukan sekadar kompetisi, tetapi merupakan ajang unjuk kemampuan, strategi, dan kesiapsiagaan dalam merespons situasi darurat di sektor pertambangan,” ungkap Adri Thanada, Ketua Pelaksana IMERC 2025, saat ditemui di sela lokakarya teknis di Balikpapan (15/6).
Para peserta berasal dari perusahaan-perusahaan ternama seperti PT Kaltim Prima Coal, PT Kideco Jaya Agung, PT Agincourt Resources, PT Freeport Indonesia, PT Cipta Kridatama, PT Harmoni Panca Utama, PT Bayan Resources, PT Adaro Indonesia, PT Petrosea, PT Bukit Asam, PT Borneo Indobara, PT Ganda Alam Makmur, PT Berau Coal, PT Berkat Amanah Sejahtera, PT Indexim Coalindo, PT Amman Mineral Nusa Tenggara, dan PT Mifa Bersaudara.
Satu tim internasional, Northern Star Resources dari Australia juga turut berpartisipasi. Tim ini merupakan juara umum MERC 2024 di Australia dan kehadirannya menjadi bagian dari kolaborasi strategis antara Indonesia dan Australia dalam bidang penyelamatan tambang. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat standar operasi penyelamatan di Indonesia agar setara dengan standar internasional serta mendorong pertukaran pengetahuan dan inovasi terkini dalam penanganan darurat.
Ajang ini akan digelar di fasilitas pelatihan dan simulasi milik Yayasan Garuda Rescue Nusantara (GRN), yang telah menjadi pusat pembelajaran penting bagi komunitas penyelamat di Indonesia.
Lokakarya Teknis dan Keterlibatan Luas Industri
Menjelang kompetisi utama, IMERC 2025 juga menyelenggarakan Technical Meeting & Workshop pada 14–16 Juni 2025. Kegiatan ini terbuka tidak hanya bagi peserta, tetapi juga bagi perusahaan, instansi, serta masyarakat umum yang tertarik pada isu keselamatan kerja dan tanggap darurat.
Sebanyak 22 perusahaan turut ambil bagian sebagai observer, menandakan tingginya animo dan kesadaran terhadap pentingnya kesiapan menghadapi keadaan darurat.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Direktur Teknik dan Lingkungan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, serta Ketua Dewan Pengawas Yayasan GRN, R. Teguh Sapto Subroto. Hari pertama workshop diisi oleh sesi pelatihan Medical First Responder dari MERC Australia. Hari kedua dan ketiga berlanjut dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan penyelamatan bawah air.
Meningkatkan Kapasitas, Membangun Solidaritas
Adri Thanada, yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Garuda Rescue Nusantara, menegaskan bahwa IMERC lebih dari sekadar lomba.
“Melalui IMERC, kami ingin meningkatkan kapasitas penyelamatan nasional lewat pelatihan, uji kompetensi, serta pengalaman berbasis simulasi nyata. Harapannya, setiap penyelamat mampu memberikan respons cepat dan tepat di saat genting,” ujarnya.
Mengusung slogan “Elevate Indonesian Rescuer”, IMERC 2025 diharapkan menjadi katalis untuk mencetak lebih banyak penyelamat yang tangguh, terlatih, dan siap bertindak dalam berbagai kondisi darurat. Tak hanya untuk industri pertambangan, tapi juga demi memperkuat budaya keselamatan dan kesiapsiagaan nasional.