Beranda ENERGI Energi Terbarukan Ini Alasan Pamapersada Pilih Panas Bumi Jadi Diversifikasi Bisnis

Ini Alasan Pamapersada Pilih Panas Bumi Jadi Diversifikasi Bisnis

Jakarta, TAMBANG – Perusahaan kontraktor pertambangan, PT Pamapersada Nusantara mulai melakukan diversifikasi bisnis ke arah energi baru terbarukan. Langkah tersebut merupakan bagian dalam mendukung target pemerintah mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.

Terbaru, Pamapersada melalui anak usahanya PT Energia Prima Nusantara mengakuisisi perusahaan panas bumi. Energia Prima sudah melakukan penandatanganan Perjanjian Pengambilan Bagian (PPSB) untuk mengambil 40,476% saham baru yang diterbitkan oleh PT Supreme Energy Sriwijaya.

Supreme Energy adalah salah satu pemegang saham pada PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD), perusahaan pemegang Izin Panas Bumi dengan kapasitas 2×49 megawatt yang telah beroperasi berlokasi di Kabupaten Lahat, Kota Pagar Alam dan Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).

Menurut Promotion and Government Relation Head Pamapersada, Ardhi Ishak, sejauh ini pilihan energi baru terbarukan yang mampu diandalkan menjadi pemikul beban dasar (base load) amat terbatas, yaitu hanya panas bumi dan pembangkit listrik tenaga air. Dari dua pilihan tersebut, panas bumi dinilai paling layak untuk dikembangkan sebagai lini bisnis anyar oleh Pamapersada saat ini.

“Energi terbarukan yang paling bisa memberikan load factor atau beban listrik untuk suplai ke pasar itu cuma panas bumi dan hidro, yang lain intermittent atau tergantung cuaca. Kita memilihnya yang bisa jadi base load” ungkap Ardhi saat dijumpai TAMBANG pada acara Hari Ulang Tahun Pamapersada ke-30 di Jakarta, Rabu (22/9).

Misalnya pembangkit listrik tenaga surya, sambung Ardhi, itu tergantung pada panas matahari. Kemudian pembangkit listrik tenaga bayu, itu juga tergantung pada angin.

“Surya tergantung cuaca, angin tergantung cuaca, dia tidak bisa 24 jam,” bebernya.

Meski demikian, Pamapersada tetap menjajaki pilihan energi baru terbarukan yang lain. Perusahaan mulai masuk ke bisnis panel surya. Namun masih tahap awal, pemanfaatannya sebatas di internal Pamapersada maupun induk perusahaannya, yaitu PT United Tractors Tbk dan Astra Group.

Sebagai informasi, Pamapersada menjadi pemegang saham Energia Prima dengan komposisi sebesar 48,9 persen, sementara sisanya dikendalikan oleh induk perusahaan United Tractors Tbk.

Ketika proses akusisi Supreme Energy rampung, nantinya Pamapersada maupun United Tractors tidak langsung mengambilalih pengoperasian panas bumi di lapangan. Akan tetapi, perusahaan akan berperan sebagai pemegang saham yang ikut menggelontorkan investasi. Hal tersebut diungkapkan oleh Sekerteris Perusahaan United Tractors, Sara K Loebis.

“(Operator) Masih tetap Supreme. Kita partisipasi saham,” tegas Sara.