Beranda Korporasi Ini Kinerja UNTR Di Paruh Pertama 2025

Ini Kinerja UNTR Di Paruh Pertama 2025

UNTR pertambangan

Jakarta,TAMBANG, PT United Tractors Tbk (UNTR) berhasil membukukan pendapatan bersih di paruh pertama tahun ini sebesar Rp68,5 triliun. Ini berarti naik sebesar 6% dari Rp64,5 triliun pada periode yang sama di tahun 2024. Dijelaskan lagi bahwa pendapatan bersih ini ditopang oleh kinerja beberapa segmen usaha yang hampir semua tumbuh. Segmen kontraktor pertambangan menjadi yang tertinggi sebesar Rp26,1 triliun. Namun dibanding periode yag sama tahun lalu terjadi penurunan 7%. Kemudian dari segmen Mesin Konstruksi mencatat pendapatan sebesar Rp.20,9 triliun. Dibanding periode yang sama tahun 2024 ada kenaikan 34%.

Kemudian segmen pertambangan batubara termal dan metalurgi mencatat pendapatan sebesar Rp13,4 triliun Termal dan Metalurgi. Dibanding tahun lalu ada penurunan 14%. Kemudian pendapatan dari segmen pertambangan emas dan mineral tercatat Rp7,0 triliun  atau naik 60% dibanding capaian semester pertama tahun 2024.

Sementara Laba bersih Perseroan di paruh pertama tahun ini turun 15% menjadi Rp8,1 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan kinerja dari segmen Kontraktor Penambangan yang terkendala curah hujan tinggi dan segmen Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi akibat harga jual batu bara yang lebih rendah. Nnamun demikian sebagian dapat diimbangi oleh peningkatan kontribusi dari segmen Pertambangan Emas dan Mineral lainnya serta Mesin Konstruksi. Terkait dengan paparan kinerja ini, Perseroan sedang melakukan penelaahan terbatas oleh Akuntan Publik.

 Jika dilihat lebih spesifik lagi, di segmen Usaha Mesin Konstruksi. Di paruh pertama tahun ini, penjualan alat berat Komatsu meningkat sebesar 27% menjadi 2.728 unit yang didorong oleh peningkatan penjualan di semua sektor. Dengan capaian ini, alat berat merk Komatsu tetap mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar alat berat. Berdasarkan riset pasar internal, pangsa pasar Komatsu adalah 26%.

Sementara penjualan Scania naik dari dari 182 unit menjadi 282 unit dan penjualan UD Trucks naik dari 82 unit menjadi 109 unit. Pendapatan Perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat meningkat sebesar 2% menjadi Rp5,5 triliun. Total pendapatan bersih dari Mesin Konstruksi meningkat 34% menjadi Rp20,9 triliun.

Di segmen Segmen Usaha Kontraktor Penambangan yang dioperasikan PT Pamapersada Nusantara (PAMA) dan anak usahanya PT Kalimantan Prima Persada (KPP Mining). PAMA dan KPP Mining (PAMA Grup) menyediakan jasa pertambangan untuk pemilik konsesi tambang, dengan membantu mereka dalam pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) dan produksi batu bara serta mineral lainnya.

Sampai dengan semester pertama 2025, PAMA Grup mencatatkan volume pekerjaan pemindahan tanah yang lebih rendah sebesar 9% menjadi 533 juta bcm dan volume produksi batu bara untuk para kliennya turun 2% menjadi 68 juta ton, dengan rata-rata stripping ratio sebesar 7,8x. Pemindahan tanah dan produksi batu bara klien yang lebih rendah disebabkan oleh curah hujan tinggi yang lebih tinggi dari proyeksi pada lima bulan pertama di tahun 2025.

Segmen Usaha Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi  dijalankan PT Tuah Turangga Agung (Turangga Resources). Sampai dengan triwulan pertama 2025, tambang batu bara Turangga Resources mencatatkan volume penjualan batu bara sebesar 6,6 juta ton (termasuk 2,1 juta ton batu bara metalurgi). Ada kenaikan 10% dari periode yang sama tahun 2024.

Total volume penjualan batu bara termasuk batu bara pihak ketiga mencapai 7,8 juta ton, 3% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan segmen usaha Pertambangan Batu Bara Termal dan Metalurgi turun sebesar 14% menjadi Rp13,4 triliun, dikarenakan penurunan rata-rata harga jual batu bara.

Lalu Segmen usaha Pertambangan Emas dan Mineral Lainnya ada kenaikan pendapatan sebesar 60% menjadi Rp7,0 triliun. Ini terjadi karena ada peningkatan penjualan dan harga rata-rata emas.

 Sejauh ini Usaha pertambangan emas Perseroan dioperasikan PT Agincourt Resources (PTAR) dan PT Sumbawa Jutaraya (SJR). Total penjualan setara emas tercatat sebesar 125 ribu ons atau 14% lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu. PTAR mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Martabe mencatatkan penjualan setara emas sebesar 119 ribu ons atau naik 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. SJR mengoperasikan tambang emas di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. SJR mencatatkan 6 ribu ons penjualan setara emas.

Sementara di bisnis nikel PT Stargate Pasific Resources (SPR) mengoperasikan tambang nikel di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. SPR mencatatkan penjualan bijih nikel sebesar 1,1 juta wet metric ton (wmt) sampai semester pertama tahun 2025, yang terdiri dari 360 ribu wmt saprolit dan 727 ribu wmt limonit.

Nickel Industries Limited (NIC) yang dimiliki sebesar 20,14% merupakan perusahaan pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi dengan aset utama yang berlokasi di Indonesia. Kinerja bisnis ini terdampak oleh pencatatan penurunan nilai terkait dua proyek RKEF lama milik NIC di kuartal terakhir tahun 2024 (yang mempengaruhi kinerja Perseroan di semester pertama tahun 2025).

Perusahaan juga sudah mulai merambah ke segmen energi baru terbarukan.  Pada bulan Juni 2025, Perseroan menyelesaikan akuisisi tambahan 30,6% saham di Supreme Energy Sriwijaya (SES) senilai USD30,8 juta. Ini telah meningkatkan total kepemilikan di SES menjadi 80,2%. SES adalah pemegang 25,2% saham di Supreme Energy Rantau Dedap (SERD), yang memiliki proyek panas bumi yang beroperasi di Sumatera Selatan dengan kapasitas terpasang 91,2 MW. Setelah transaksi ini, total kepemilikan saham langsung dan tidak langsung Perseroan di SERD adalah 40,4%.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini