Beranda Batubara Investor Korea Niat Bangun PLTU untuk Pabrik Pencairan Batu Bara

Investor Korea Niat Bangun PLTU untuk Pabrik Pencairan Batu Bara

Samarinda – TAMBANG. PT Magma Bio Energy Korea memerlukan suplai listrik 400 megawatt untuk rencana mengolah batu bara menjadi cair (coal liquefaction). Karenanya perusahaan tersebut pun telah mengutarakan niat untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional Maloy (KIPI-Maloy), Provinsi Kalimantan Timur.

 

“PT Magma akan membangun PLTU, dan sudah mendapat izin dari Badan Perizinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Kaltim untuk melakukan pembangunan Coal to Liquid (CTL) untuk mengubah batu bara padat menjadi cair,” ujar Park Nam Gook, Presiden Direktur PT Magma Bio Energy Korea, sebagaimana dikutip oleh situs resmi Pemda Kaltim.

 

Pernyataan tersebut disampaikannya kepada Gubernur Kaltim, Awang Farok Ishak, di Kantor Gubernur Kaltim di Samarinda, Senin (19/1).

 

Pihak investor asal Negeri Ginseng itu pun menjelaskan bahwa kapasitas pengolahan batu bara itu bisa mencapai 22 ribu barel. Proses pencairan batubara itu memerlukan energi yang diperkirakan mencapai 400 megawatt. PLTU yang akan dibangun sendiri dirancang untuk bisa menghasilkan 1.000 – 1.200 megawatt listrik.

 

Namun demikian, pihak perusahaan belum dapat dihubungi lebih lanjut soal sumber pasokan batu bara yang akan diolah ataupun nilai investasi proyek terpadu tersebut.

 

Awang Faroek pun menyambut baik niat investor yang datang ke daerahnya. Ia mengaku siap memberikan kemudahan dan layanan terbaik, sehingga dapat mempercepat kinerja investor.

 

KIPI Maloy disebutkan oleh Awang Faroek sebagai salah satu proyek yang termasuk dalam implementasi Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk Provinsi Kaltim.

 

“Proyek-proyek MP3EI sangat prospektif untuk percepatan pembangunan. Karena itu Pemrov Kaltim berusaha memberikan layanan terbaik pada setiap investor, sehingga kinerja proyek berjalan sesuai harapan,” pungkasnya.