Jakarta,TAMBANG,- Perusahaan multienergi nasional PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM) kembali meraih predikat Platinum pada ajang Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2025 yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali. Peringkat tertinggi yang diraih ini kembali menegaskan komitmen ITM dalam mempertahankan kualitas laporan keberlanjutan sekaligus komitmen perusahaan terhadap penerapan prinsip keberlanjutan, transparansi, dan akuntabilitas.
Untuk diketahui, ASRRAT 2025 yang memasuki tahun ke-21, diikuti oleh 82 organisasi dari Indonesia dan Asia. Tahun ini juga menandai dua dekade perjalanan ASRRAT, yang sekaligus menandai penguatan kriteria penilaian, termasuk penambahan unsur Long Report Assurance
Statement dan Interview for Confirmation untuk kategori Platinum.
Sementara Bagi ITM, partisipasi di ASRRAT merupakan perjalanan panjang sejak tahun 2017 dengan rekam jejak kualitas pelaporan yang terus meningkat. ITM mencatatkan raihan peringkat platinum ASRRAT pada tahun 2020 dan 2024. Raihan trofi platinum yang ketiga kalinya pada ASRRAT 2025 adalah cerminan peningkatan kualitas pelaporan, yang lebih menyeluruh dalam pengungkapan GRI Standards, penguatan tata kelola ESG, dan peningkatan kualitas data.
Penghargaan Platinum yang diraih tahun 2025 juga mengukuhkan konsistensi ITM dalam tata kelola keberlanjutan serta keberhasilan Perusahaan memenuhi standar global seperti GRI Standards 2021, GRI 12 Coal Sector Standard, SEOJK 16/2021, GRI 302 (Energy), dan GRI 305 (Emission).
Direktur Utama ITM, Mulianto yang menerima langsung penghargaan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada penyelenggara dan dewan juri atas pengakuan dan apresiasinya terhadap kinerja ITM.
“Penghargaan ini akan menjadi motivasi bagi ITM untuk terus mengambil langkah konkret dalam memastikan keberlanjutan aspek lingkungan dan sosial melalui tata kelola perusahaan yang baik, guna memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Laporan Keberlanjutan menjadi salah satu perangkat penting untuk mengukur kinerja ESG, serta menjadi bagian dari upaya ITM untuk mengedepankan prinsip transparansi dan akuntabilitas kepada pemangku kepentingan,” ungkap Mulianto.
Keberhasilan ITM dalam mempertahankan predikat Platinum tidak lepas dari penguatan sistem data dan transparansi, termasuk melalui transformasi digital dan validasi independen. Seluruh laporan keberlanjutan ITM juga telah memperoleh assurance pihak independen, yang mengonfirmasi bahwa proses pengumpulan dan pelaporan data telah dilakukan secara benar dan dapat dipercaya.
Dalam laporan juri yang disampaikan oleh Prof. Dr. Sylvia Veronica Siregar, Chairperson of ASRRAT Jury Committee 2025, disebutkan bahwa peserta tahun ini menunjukkan peningkatan kualitas pengungkapan yang signifikan. Ia menekankan bahwa ASRRAT bukan sekadar mencari pemenang, tetapi membantu organisasi menilai dan meningkatkan kualitas laporan secara berkelanjutan.
“ASRRAT mendorong organisasi untuk memperbaiki transparansi, akurasi, dan keseimbangan informasi dari tahun ke tahun.” ujar Sylvia.
Sementara itu Prof. Bambang P. S. Brodjonegoro, Chairman Board of Trustees NCCR, menyoroti tren global menuju harmonisasi standar pelaporan keberlanjutan, termasuk IFRS S1–S2, TCFD, ISSB, dan ASEAN Taxonomy. Ia menegaskan bahwa keberhasilan perusahaan seperti ITM dalam mematuhi dan mengikuti arah global merupakan penanda kesiapan menghadapi ekonomi hijau dan tuntutan pasar global,
“Dengan data yang kuat dan selaras dengan standar global, laporan keberlanjutan menjadi alat strategis untuk bersaing di tingkat regional dan internasional.” ungkap Bambang.
Sementara Dr. (Hon) Ali Darwin, Executive Director NCCR menegaskan kembali akan pentingnya kesiapan perusahaan dalam memasuki era Climate Change Disclosure 2027 sesuai IFRS S1–S2. “Standar IFRS S1 dan IFRS S2 yang akan berlaku mewajibkan perusahaan mengungkapkan risiko dan peluang terkait perubahan iklim dengan tingkat ketelitian yang sama seperti pelaporan keuangan.” tutup Ali.






