Beranda Lingkungan ITM Serahkan Lumbung Bibit Terbesar Persemaian Mentawir Untuk Negeri

ITM Serahkan Lumbung Bibit Terbesar Persemaian Mentawir Untuk Negeri

Jakarta, TAMBANG – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM) secara resmi menyerahkan Pusat Persemaian Mentawir kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kehutanan. Prosesi ini berlangsung di Arboretum Ir. Lukito Daryadi, Kompleks Manggala Wanabakti, menandai selesainya seluruh tahapan pembangunan proyek strategis tersebut dan pengembalian fasilitas ke Negara sebagai bagian dari penyelesaian tanggung jawab ITM.

“Bagi kami, menyelesaikan Pusat Persemaian Mentawir bukan hanya soal memenuhi mandat. Ini menjadi bukti komitmen kami dalam melestarikan hutan dan menjaga lingkungan. Melalui proyek ini, kami ingin menegaskan posisi ITM sebagai Perusahaan energi yang menjadikan keberlanjutan sebagai pilar inti,” ungap Direktur Utama ITM, Mulianto melalui keteragan resminya, Selasa (24/6).

Menurutnya, Pusat Persemaian Mentawir berdiri di atas lahan seluas 32,5 hektare di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Fasilitas ini dirancang untuk memproduksi hingga 15 juta bibit tanaman endemik Kalimantan setiap tahunnya, yang menjadikannya persemaian terbesar di Indonesia. Fungsi utamanya adalah untuk mendukung rehabilitasi lahan kritis, pemulihan hutan, dan pelestarian biodiversitas di berbagai wilayah.

Lebih lanjut, Pusat Persemaian Mentawir dibangun sejak 2022 sebagai bagian dari penugasan langsung Pemerintah, melalui kolaborasi ITM dengan Kementerian Kehutanan dan Kementerian PUPR. Fasilitas ini diresmikan oleh Presiden ke-7 RI pada 4 Juni 2024.

ITM memiliki rekam jejak panjang dalam upaya pelestarian lingkungan, kata Mulianto, termasuk pembangunan Arboretum seluas 270 hektare di wilayah pascatambang anak usaha PT Indominco Mandiri. Arboretum tersebut telah menjadi habitat bagi berbagai flora dan fauna endemik Kalimantan, termasuk spesies satwa dilindungi. ITM juga aktif merehabilitasi daerah aliran sungai (DAS), dengan total area rehabilitasi yang telah dikembalikan kepada Pemerintah mencapai 26.800,42 hektare hingga kuartal I 2025. Kegiatan ini tersebar di berbagai kawasan strategis seperti Ibu Kota Nusantara, Taman Nasional Kutai, hingga Bukit Menoreh-Borobudur.

“Serah terima Pusat Persemaian Mentawir menjadi penegasan bahwa proyek-proyek lingkungan yang dikelola secara kolaboratif, transparan, dan terukur mampu menghasilkan dampak berkelanjutan. Lebih dari sekadar infrastruktur fisik, persemaian ini menjadi simbol sinergi lintas sektor untuk masa depan yang lebih hijau dan tangguh,” beber Mulianto.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menegaskan keyakinannya bahwa pembangunan dan pelestarian hutan bukanlah dua hal yang saling bertentangan, melainkan dapat berjalan berdampingan, terutama dalam sektor pertambangan yang menuntut penerapan good mining practices secara konsisten.

Ia menilai, ITM telah menjadi contoh perusahaan yang menunjukkan komitmen nyata terhadap upaya pelestarian lingkungan dan kehutanan melalui langkah-langkah yang konkret dan bertanggung jawab.

“Saya percaya bahwa antara pembangunan dan pelestarian hutan dapat berjalan beriringan. Dalam konteks industri pertambangan, di sinilah good mining practices harus terus kita tekankan, kita jalankan. ITM telah memberikan contoh yang punya komitmen terhadap pelestarian hutan dan lingkungan yang baik,” tegas Raja Juli.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini