Beranda Batubara ITMG Ekspansi ke Sektor Pembangkit Listrik

ITMG Ekspansi ke Sektor Pembangkit Listrik

Ilustrasi

Jakarta-TAMBANG. Kebijakan pemerintah yang ingin menambah kapasitas pembangkit listrik nasional menarik minat perusahaan tambang batu bara PT Indo Tambangraya Megah, Tbk (ITMG) untuk ekspansi ke sektor pembangkitan. Keinginan itu dibuktikan dengan mulai dibentuknya dua anak usaha ITMG yakni PT ITM Batubara Utama dan PT Indo Tambangraya Energi.

 

Direktur ITMG, Leksono Poeranto mengatakan, perusahaannya berminat untuk masuk ke sektor pembangkit listrik baik itu pembangkit mulut tambang maupun pembangkit PLTU konvensional. Saat ini ITMG sedang melakukan kajian untuk menentukkan mana langkah yang paling strategis untuk diambil. “Targetnya satu tahun ini kami kaji dulu sebelum akhirnya bisa kami putuskan mana yang terbaik. Lokasinya bisa di Jawa maupun luar Jawa.”

 

Pembentukkan anak usaha di bidang kelistrikan, kata Leksono sebagai respon yang diambil perusahaan untuk memuluskan rencana tersebut. Langkah itu dianggap lebih strategis ketimbang harus mendirikan PLTU di bawah pengelolaan perusahaan tambang milik ITMG yang sudah lebih dahulu eksis seperti PT Indominco Mandiri, PT Trubaindo Coal Mining, PT Jorong Barutama, PT Bharito Ekatama, dan PT Kitadin.

 

“Kami pakai kendaraan yang lain karena banyak faktor yang mempengaruhi, terutama dari segi infrastruktur. Jika bicara mulut tambang, kita memerlukan reserve cukup banyak, sementara tambang yang sudah ada infrastrukturnya belum ada,” ungkap Leksono di Jakarta, Selasa (31/3).

 

Tahun lalu ITMG sebetulnya sudah mewacanakan ekspansi ke sektor kelistrikan setelah induk usaha mereka yang berada di Thailand, Banpu berhasil melakukannya di negara lain. Kaitannya dengan megaproyek 35.000 MW yang digagas pemerintah, kata Leksono, pihaknya akan terus berpartisipasi membantu pemerintah mencapai target tersebut. Selain dengan mendirikan unit usaha bidang kelistrikan, komitmen untuk memasok batu bara bagi kebutuhan energi di dalam negeri juga menjadi perhatian besar.

 

“Kami akan lihat nanti mana langkah yang paling visibel. Yang jelas kami memberikan perhatian besar pada rencana 35.000 MW itu namun proses selanjutnya kan memerlukan waktu,” kata Leksono.