Jakarta, TAMBANG – Dari lima Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel yang beroperasi di Kabupaten Raja Ampat, hanya satu yang tidak dicabut, yaitu milik PT Gag Nikel.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia membeberkan alasan IUP milik anak usaha dari PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) ini tidak dicabut. Pertama, dari segi administrasi, PT Gag Nikel satu-satunya perusahaan yang sudah memiliki Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) hingga tahun 2026.
“Dari lima IUP yang beroperasi, yang mempunyai RKAB itu hany satu IUP yang beroperasi yaitu PT Gag Nikel. Yang lainnya di 2025 belum mendapat RKAB,” ungkap Bahlil saat konferensi pers, dikutip Rabu (11/6).
Berdasarkan data RKAB yang ditampilkan di layar konferensi pers, PT Gag Nikel menargetkan produksi nikel sebesar 3 juta wet metric ton (wmt) pada tahun 2025 dan 3 juta wmt pada tahun 2026.
Kedua, konsesi pertambangan nikel PT Gag Nikel berada di luar kawasan Geopark Raja Ampat, atau berjarak lebih dari 40 kilometer dari Piaynemo. Beberapa pulau di wilayah Raja Ampat memang termasuk dalam kawasan Geopark yang telah ditetapkan oleh pemerintah maupun diakui oleh UNESCO, namun area operasional PT Gag Nikel tidak termasuk di dalamnya.
Baca juga: IUP Dicabut, 4 Perusahaan Tambang Nikel di Raja Ampat Ternyata Tak Miliki RKAB
“Pulau Gag di sini jaranknya kurang lebih 42 km, di lebih dekat ke Maluku Utara, dia bukan bagian dari Kawasan Geopark. Ini saya kasih informasi seutuhnya,” beber Bahlil.
Ketiga, tata kelola pertambangan yang dijalankan oleh PT Gag Nikel telah sesuai dengan regulasi dan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan seperti yang digambarkan di media sosial. Saat Menteri Bahlil turun langsung ke lokasi, air laut di sekitar area konsesi tampak jernih dan tidak menunjukkan tanda-tanda pencemaran.
“Ini adalah Pulau Gag, jadi yang dibilang bahwa terumbu karangnya, lautnya sudah tercemar, mohon maaf bisa dilihat sendiri. Ini adalah proses untuk bagaimana melakukan amdal yang baik,” Imbuh Bahlil sambil menunjukkan perbedaan antara gambar yang beredar di media sosial dengan hasil tangkapan kamera saat ia berada di lokasi.
Keempat, terdapat dorongan dari masyarakat setempat agar operasi produksi tambang nikel PT Gag Nikel tetap dilanjutkan, karena keberadaannya telah menopang roda perekonomian mereka. Menurut Bahlil, di Pulau Gag terdapat sekitar 700 jiwa yang terdiri dari 300 kepala keluarga
“Saya ke PT Gag menemui jumlah masyarakat di Pulau Gag, kurang lebih 700 orang dan 300 kepala keluarga. Setelah kami balik dari sana, ternyata kenapa saya doorng yang ini karena produksinya 3 juta (wmt),” pungkas Bahlil.