Jakarta-TAMBANG. Meski tambang emas Cikotok milik PT Aneka Tambang (Antam) resmi ditutup. Namun salah satu kegiatan pascatambang seperti corperate social responsibility (CSR) masih berlanjut. Direktur Umum dan CSR Antam, I Made Surata menjelaskan program CSR dilakukan melalui program kemitraa dan bina lingkugan (PLBL) serta program pengembangan masyarakat. Tercatat, sudah ada 109 pengusaha kecil dan menengah menjadi mitra binaan.
Made menuturkan, kegiatan tersebut sudah dilakukan sejak kegiatan operasional tambang emas Cikotok Lebak, Banten-Jawa Barat masih aktif, berlanjut setelah memasuki fase pascatambang. Untuk program CSR, meliputi jenis usaha lainnya seperti sekor industri, perdagangan, peternakan, perikanan dan jasa para mitra binaan mendapat modal pinjaman usaha serta pelatihan untuk menguatkan lini bisnis. Sedangkan untuk program pengembangan masyarakat lainnya meliputi bidang pendidikan, kesehatan, sosial budaya, keagamaan, dan infrastruktur.
Sementara, untuk sektor pengembangan ekonomi menitikberatkan pada sumber daya lokal non tambang. Sedangkan pra program penyediaan infrastruktur telah dibangun berbagai fasilitas umum seperti terminal, stadion olahraga, pasar, akses jalan, puskesmas, gedung pertemuan dan penyediaan air bersih.
“Untuk penyediaan air bersin kami memanfaatkan pipa yang ada, peninggalan Belanda. Paling kami mengganti pipa yang bocor saja. Saat ini masih proses. Maret kami targetkan selesai,” ujarnya saat acara seremonial penutupan pascatambang dan peresmian puskesmas DTP Cibeber yang dilakukan Januari lalu.
Bersamaan dengan itu, lanjut Made, perseroan juga memberikan dana pinjaman kepada mitra binaan petani jahe merah. “Kami juga bantu untuk pemasarannya. Rencananya ke pabrik jamu atau obat herbal,” terangnya. Sebelumnya dalam program pascatambang, jelas Made, 20 ribu benih pohon albasiah telah ditanam di area bekas tambang.
Salah satu pendamping lapangan mitra binaan Antam, Yuwono mengatakan produk gula aren Cikotok saat ini menjadi produk prioritas. Selain karena kuaitasnya bagus, gula aren menjadi sumber mata pencaharian warga. Dalam sehari, nira yang dipanen bisa mencapai 15 hingga 20 liter.
“Hampir semua warga punya pohon aren. Penghasilan mereka dari jual gula aren sekitar 70 ribu. Pendapatan yang tidak seberapa menjadi pendorong Antam untuk melakukan edukasi,” tukas pria yang sudah menjadi pendamping lapangan sejak 2010.
Edukasi yang diberikan tak hanya sekedar mengolah nira menjadi gula aren, tetapi lebih ke pengelolaan manajemen. “Bagaimana para petani itu mengelola bisnis, karyawan, berinovasi,” sambungnya. Salah satu Inovasi yang dilakukan yaitu mencetak gula aren serupa coklat batangan. Selain kemasannya lebih menarik, Yuwono bilang itu memudahkan para konsumen.
“Tinggal potek saja. Biasanya gula aren dikemas dengan bentuk gumpalan, ukurannya cukup besar,” jelasnya. Ide itu, kata Yuwono, dicetuskan olehnya lataran melihat kemasan sebelumnya yang dirasa menyulitkan konsumen ketika ingin mengonsumsinya.
Ia menjelaskan, Antam juga memiliki kelompok pemasaran yang membantu mitra binaan untuk memasarkan produknya. Saat ini penjualan gula aren Cikotok masih beredar dipasar domestik. Untuk ekspor, Yuwono mengaku belum berani mengambil keputusan lantaran jumlah nira yang berhasil disadap petani jumlahnya tidak stabil. “Pernah dapat tawaran dari Amerika tetapi kami tidak ambil karena kuantitasnya tidak stabil. Apalagi musim hujan, pasti jumlahnya sedikit bahkan tidak ada,” tuturnya.
Selain gula aren, ada beberapa produk lain yang dijajakan seperti sale pisang, keripiki pisang balado, seta beberapa makanan olahan lainnya. Dalam sebulan, kelompok pemasaran mampu menjual ratusan produk ang dipasarkan dibeberapa kota seperti Banten, Cirebon, Bandung, dan Yogyakarta.
Selain CRS, beberapa program lain seperti reklamasi dan revegetasi juga dilakukakan Antam. Made berharap, melalui program-program yang digulirkan kepada masyarakat bisa berjejak dan bisa dimanfaatkan oleh warga Cikotok.
Bupati Lebak , Iti Octavia Jayabaya mengucapkan terima kasih kepada PT Antam dan kepada masyarakat untuk terus melanjutkan pembangunan secara bersama-sama dengan pemerintah desa dan stakeholder yang ada.
“Mudah-mudahan dengan masih adanya keberadaan PTAntam saat ini dalam melakukan pembinaan melaluiprogram CSR dapat membantu masyarakat untuk dapat menumbuh kembangkan potensi-potensi yang ada diluar pertambangan,” tuturnya.