Beranda ENERGI Energi Terbarukan Karena Rugi Pengusaha Biofuel Jadi Pesimis

Karena Rugi Pengusaha Biofuel Jadi Pesimis

Jakarta-TAMBANG. Menapaki tahun baru dengan semangat baru rupanya tak berlaku bagi para pengusaha biofuel. Pasalnya harga komoditas di sektor perkebunan yang terus melemah membuat para pengusaha menangung rugi karena minat investasi biofuel dipandang tidak menarik.

 

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi), Paulus Tjakrawan menuturkan sikap pesimistis ini lantaran sebagian pengusaha telah menanggung rugi dengan jatuhnya harga komoditas. Total kerugian yang dicatat mencapai Rp 4 miliar setiap harinya. Penyebabnya harga biofuels yang saat ini lebih mahal dari yang dijual Pertamina.

 

Ia mencontohkan, perusahaannya saja, PT Indo Biofuels Enery telah menghentikan secara sementara produksi biofuels. Kondisi ini pun telah diikuti beberapa perusahaan lain. Alasannya karena harga crude palm oil atau CPO yang tidak bergerak ditambah harga minyak dunia yang jatuh. Walhasil, harga mean  oil plats (MOPS)  atau harga rerata transaksi bulanan minyak di pasar Singapura yang juga mengalami penurunan.

 

“Minat untuk berinvestasi pada biofuels juga makin ragu. Padahal pemerintah lagi gencar untuk energi terbarukan.Perusahaan masih menunggu untuk harga lebih baik,” papar Paulus pada Selasa (6/1). Kondisi ini kata Paulus, seharusnya segera ditangani dengan adanya harga indeks baru yang tidak mengaitkan harga biodiesel dengan MOPS.

 

Sebelumnya, Ketua Umum Aprobi, MP Tumanggor meminta pemerintah untuk meninjau ulang harga biodiesel yang dinilai kurang kondusif bagi perusahaan. Menurutnya, formula harga MOPS  solar maksimal yang dipakai Pertamina tidak memperhitungkan harga CPO  yang menjadi bahan baku biodiesel.

 

“Sebenarnya, produsen tidak keberatan jika Pertamina memakai MOPS solar asalkan hanya ditujukan kepada biodiesel bersubsidi atau Public Service Obligation (PSO),” tuturnya.