Beranda CSR Kideco Bangun Sistem Pertanian Terpadu di Paser

Kideco Bangun Sistem Pertanian Terpadu di Paser

Paser, TAMBANG- PT Kideco Jaya Agung (Kideco) membangun sistem pertanian terpadu (Integrated Farming System/IFS) sebagai program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat Paser, Kalimantan Timur (Kaltim). Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari rencana induk program Corporate Social Responsibility (CSR) yang dibuat oleh Kideco.

 

IFS yang dibangun pada lahan seluas 6,5 hektare ini menggabungkan pertanian dan perkebunan hortikultura, budi daya peternakan, budi daya perikanan, pusat pelatihan masyarakat, dan sarana outbond atau rekreasi.

 

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono mengatakan, dalam kebijakan pemerintah, program Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) itu menjadi suatu yang diintensifkan. Hal ini  karena berdampak langsung kepada kehidupan masyarakat.

 

“Oleh karena itu kita dulu gak ada ya peresmian-peresmian gitu, sekarang kita mencoba meresmikan supaya merangsang kepada perusahaan untuk lebih mengoptimalkan, mengintensifkan sehingga masyarakat ini merasakan keberadaann  perusahaan,” ungkap Bambang di Paser, Jumat (5/4).

 

Bambang meminta setiap provinsi untuk membuat peta jalan (Road map) tentang CSR atau program pengembangan masyarakat seperti yang dilakukan oleh Kideco. Pembuatan road map ini sangat bermanfaat sebagai patokan dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang akan datang. Oleh karena itu,  ia mendorong pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten, untuk ikut serta dalam penyusunan program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.

 

Dengan pembangunan IFS yang memadukan berbagai aspek, Bambang menilai banyak manfaat yang diterima masyarakat. Dalam hal ini memberikan pola dalam suatu integrasi bisnis.

 

Presiden Direktur PT Kideco Jaya Agung, M. Kurnia Ariawan mengungkapkan, kehadiran IFS ini diharapkan dapat membantu meningkatkan ekonomi masyarakat yang berkesinambungan. Sebab Kideco telah memberikan pelatihan, prasarana, modal, hingga cara melakukan.

 

“Jadi kita harapkan efek dari program ini akan  long term bagi masyarakat. Agar kedepannya, ini menjadi bekal bagi mereka untuk bisa berdiri sendiri  dengan keahliannya di bidang masing-masing, peternakan maupun pertanian,” ujar Kurnia.

 

Ke depan, Kurnia juga berharap,  perusahaan-perusahaan lain juga dapat mengikuti langkah Kideco untuk membuat road map CSR. “Jadi  makanya kita publikasikan ini ya ke luar. Kideco juga memberikan contoh ke perusahaan-perusahaan yang lain, untuk bisa memberdayakan masyarakat dalam rangka sustainability mereka,” lanjut Kurnia.

 

Sementara itu, Asisten Bidang Ekonomi Setdakab Paser, Ina Rosana yang datang menggantikan Bupati Paser karena  berhalangan hadir, mengatakan, sektor utama pergerakan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Paser adalah dari pertambangan dan perkebunan. Oleh karenanya, Ina meminta adanya regulasi yang dapat diberikan kepada daerah untuk dapat mengelola sumber daya alam, baik di pertambangan maupun di sektor lainnya khususnya pertanian dalam hal pengembangan pemberdayaan masyarakat.

 

“Semoga dengan regulasi dan pengelolaan  pemberdayaan masyarakat dengan tangan dingin Bapak Dirjen, pembangunan di Kabupaten Paser dapat kita wujudkan menuju paser yang maju, mandiri, sejahtera, dan berkeadilan,” ungkap Ina.

 

Kawasan IFS dengan lahan seluas 6,5 memiliki peternakan dengan berbagai hewan seperti, sapi, kambing, ayam kampung, bebek, kelinci, dan burung. Sedangkan perkebunan mencakup kelapa sawit 233 hektare dan karet 46 hektare. Untuk perikanan terdapat ikan nila dan ikan patin. Hortikultura meliputi sayur mayur,  buah-buahan dan jamur tiram. Lalu wahana outbond terdapat flying foxhigh ropetraining center, dan outlet industri rumahan.

 

Kideco juga menghibahkan lahan sawit seluas 200 hektare kepada 100 kepala keluarga di Desa Samurangau. Perkebunan kelapa sawit ini memiliki banyak manfaat, seperti mengurangi ketergantungan terhadap perambahan kayu hutan,  dan mengurangi ketergantungan sebagai tenaga non skill di perusahaan. Perkebunan juga meningkatkan pendapatan masyarakat dengan rata rata antara Rp 3-5 juta per Kepala Keluarga (KK) tiap bulannya.