Jakarta,TAMBANG,-Satu lagi langkah nyata yang dilakukan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dalam memperbaiki kualitas lingkungan. Subholding Upstream Pertamina memiliki komitmen kuat untuk memberikan kontribusi nyata untuk menjaga lingkungan. Dalam merespons perubahan iklim, terutama untuk mencapai Net Zero Emission (NZE), Subholding Upstream Pertamina turut andil dalam mengurangi polusi plastik. Hal ini sejalan dengan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 “Beat Plastic Pollution”.
Komitmen Subholding Upstream Pertamina dalam mengurangi polusi plastik direalisasikan melalui 50 inisiatif Community Involvement and Development (CID) bertema pengelolaan sampah. “Melalui program CID pengelolaan sampah, Pertamina berupaya membangun kesadaran kolektif akan darurat sampah plastik yang mengancam lingkungan dan kesehatan. Setiap kantong plastik yang kita hindari adalah langkah menuju masa depan yang lebih hijau,” kata Corporate Secretary Subholding Upstream Pertamina, Arya Dwi Paramita.
Salah satu program CID bertema pengelolaan sampah di wilayah operasional Subholding Upstream adalah Rindu Resik (Rumah Inovasi Daur Ulang Sampah Residu Anorganik) yang diimplementasikan oleh PT Pertamina EP Prabumulih Field di Kecamatan Cambai, Kota Prabumulih. Rindu Resik merupakan bagian dari Program Pakar Balam (Pengendalian Agrokimia Dalam Pertanian Karet Berbasis Pengelolaan Sampah) yang mengusung inovasi berupa metode pengolahan sampah residu anorganik.
Kegiatan Program Rindu Resik berhasil mengolah sampah residu anorganik menjadi wadah getah karet eco-friendly dan cacahan plastik sebanyak 1.560 ton per tahun. Selain itu, program ini juga mampu menyuplai cacahan plastik ke industri pengolahan biji plastik serta memenuhi kebutuhan dan distribusi wadah getah karet eco-friendly bagi 3 kelurahan.
Program CID unggulan terkait pengelolaan sampah lainnya adalah Gema Dewata (Gerakan Ekonomi Masyarakat Desa Air Talas) yang diinisiasi oleh PT Pertamina EP Limau Field. Program Gema Dewata memberikan dampak ekonomi bagi salah satu desa transmigran Bali di kabupaten Muara Enim melalui budidaya jeruk, olahan makanan berbahan dasar jeruk serta pengolahan kulit jeruk.
Program ini mengubah limbah kulit jeruk yang selama ini hanya dianggap sampah, menjadi inovasi bernilai ekonomi yakni pupuk organik “Tricoderma” untuk mengatasi hama dan bioplastik “OraPlast” yang mudah terurai/degradable. Inovasi bioplastik juga turut berkontribusi menekan limbah plastik non-B3 yang dihasilkan oleh rumah sakit di Kota Prabumulih. Melalui Program Gema Dewata, sebanyak 10,4 ton per tahun limbah kulit jeruk termanfaatkan dan mengurangi penggunaan plastik sebanyak 37,88 ton per tahun.
Pada tahun 2024, pelaksanaan 50 program CID bertema pengelolaan sampah di lingkup Subholding Upstream Pertamina telah menjangkau lebih dari 5.000 orang penerima manfaat, mendorong terbentuknya 30 Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan 51 mitra binaan dengan kontribusi nilai keekonomian kelompok berupa peningkatan pendapatan dan penghematan sebesar Rp 1,2 miliar. Dari sisi perbaikan kualitas lingkungan, program CID pengelolaan sampah berpotensi menurunkan emisi karbon sebesar 4,773 ton setara CO2 (tonCO2ek) per tahun. Selain itu, juga terjalin 45 kerja sama dengan stakeholder yakni institusi pemerintah, lembaga kesehatan, lembaga ekonomi, lembaga pendidikan dan komunitas.
50 program CID bertema pengelolaan sampah ini juga berkontribusi mendukung capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), yakni Tujuan 3 kesehatan yang baik dan kesejahteraan, Tujuan 8 pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, Tujuan 12 konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, Tujuan 13 penanganan perubahan iklim), Tujuan 14 menjaga ekosistem laut, dan Tujuan 15 menjaga ekosistem darat.
PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). PHE juga senantiasa berkomitmen Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan atas fraud dilakukan dan memastikan perusahaan bersih dari penyuapan. Salah satunya dengan implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandardisasi ISO 37001:2016. PHE terus mengembangkan pengelolaan operasi yang prudent dan excellent di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Social Responsible dan Good Governance.