Beranda ENERGI Kelistrikan Lokasi Perbatasan Indonesia Harus Dialiri Listrik

Lokasi Perbatasan Indonesia Harus Dialiri Listrik

Jakarta-TAMBANG. Komisi VII DPR-RI mendukung program pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dalam melistriki 47 wilayah perbatasan Indonesia yang ditargetkan tuntas pada 17 Agustus 2015. DPR pun tak akan mempersulit terkait anggaran bagi proyek itu.

 

“Rencana melistriki 47 wilayah perbatasan rencana sangat bagus. Kami mendukung,” kata Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika di Jakarta, Senin (8/12/2014).

 

Kardaya mengatakan, pemerintah harus mematangkan rencananya baik dari segi teknis maupun pendanaan untuk merealisasikan rencana tersebut.

 

“Sangat bagus rencana itu. Jika sudah punya rencana lalu direalisasikan, disiapkan dalam apapun pendanaanya,” ungkapnya.

 

Menurut Kardaya, pemerintah tidak perlu menghadap DPR untuk menjalankan rencana tersebut jika proyek tersebut sudah memiliki anggaran yang tertera dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Tapi kalau belum ada, seharusnya diajukan lalu dianggarkan.

 

Instruksi Presiden Jokowi untuk segera melistriki 47 titik perbatasan Indonesia dibeberkan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Indroyono Soesilo, usai Rapat Koordinasi di Kantor Kemenko Ekonomi, Selasa pekan lalu (2/12).

 

 

“Pada pertemuan Presiden dengan TNI, Panglima, dan Kajati, di Bogor pada Jumat lalu (28/12), beliau memerintahkan kalau bisa daerah-daerah perbatasan dan pulau-pulau luar yang berpenghuni harus dialiri listrik. Menurut pak Jokowi, minimal kondisinya sama dengan daerah tetangganya,” jelasnya.

 

Ia menjabarkan, saat ini ada 47 perbatasan dan pulau-pulau terluar belum ada listriknya, sementara daerah lain mengalami surplus. Karenanya, kelebihan ini harus dialirkan ke daerah lain yang membutuhkan listrik.

 

“Contohnya daerah perbatasan Indonesia dengan Timor Leste, di mana masih ada daerah yang belum teraliri listrik. Padahal, di Timor Leste terdapat surplus listrik sebesar 55 megawatt. Dan yang belum dialiri adalah NTT, itu listriknya harus dapat,” ucap Indroyono.

 

Menurutnya, dari kelebihan pasokan tersebut, maka Pemerintah Indonesia dapat bekerjasama dengan Timor Leste untuk dapat mengalirkan listrik ke wilayah tersebut.