Beranda ENERGI Migas Medco Akuisisi Aset US$ 22 Juta dari Perusahaan Migas Swedia

Medco Akuisisi Aset US$ 22 Juta dari Perusahaan Migas Swedia

Jakarta – TAMBANG.  PT Medco Energi Internasional, Tbk (IDX: MEDC) melakukan akuisisi atas aset Lundin Indonesia Holding, BV yang berada di Indonesia. Termasuk di dalamnya, pengalihan kepemilikan Blok Lematang, Blok South Sokang, serta Blok Cendrawasih VII dan VIII.

 

Penandatanganan Perjanjian Jual Beli (PJB) Saham antara Medco dengan perusahaan migas bermarkas di Stockholm, Swedia itu telah dilakukan Kamis (8/10). Total nilai imbal beli yang diterima Lundin mencapai setidaknya US$22 juta. Namun, finalisasi transaksi masih menunggu persetujan dari Pemerintah RI.

 

Lukman Mahfoedz, Direktur Utama & CEO MedcoEnergi menyatakan, “akuisisi ini sejalan dengan tujuan Perseroan untuk memaksimalkan produksi Lapangan Singa yang akan memberikan kontribusi terhadap total produksi gas perseroan sebesar 42 MMSCFD di tahun 2015.”

 

Medco adalah  rekanan Lundin, sekaligus operator Lapangan Gas Singa di Blok Cendrawasih. Sebelumnya, Lundin menguasai 25,8824% hak partisipasi di Lapangan Singa.

 

“Kami berharap Pemerintah dapat memberikan persetujuan atas transaksi ini dalam waktu dekat, mengingat MedcoEnergi sudah menjadi operator di Lematang PSC. Kami akan terus memasok gas kepada PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan harga yang tepat,” imbuh Lukman.

 

Selain itu, aset Lundin yang diambil alih Medco mencakup  100 persen hak partisipasi di Blok Cendrawasih VII , 100 persen hak partisipasi di Cendrawasih VIII JSA, dan 60 persen hak partisipasi di Blok South Sokang (South Sokang PSC).

 

Sementara itu, Alex Schneiter, Direktur Utama & CEO Lundin Petroleum akan tetap berinvestasi di kawasan Asia Tenggara, dengan aset utama yang masih dimiliki di Malaysia.

 

“Kami menyambut baik pelimpahan aset kami di Indonesia, dengan nilai cadangan bersih 0,9 juta barel setara minyak. Kami tetap berkomitmen pada strategi pertumbuhan di Asia Tenggara, dengan Malaysia sebagai salah satu area utama Lundin Petroleum,” ungkap Schneiter.