Beranda Batubara Menteri Batu Bara Berhasil Akhiri Mogok Massal

Menteri Batu Bara Berhasil Akhiri Mogok Massal

Pemuatan batu bara ke dalam truk di India. Sumber: bbc.co.uk

Kalkuta, India – TAMBANG. Mogok massal pekerja tambang batu bara di India berakhir. Dari yang semula dijadwalkan selama 5 hari, pemogokan akhirnya cuma berlangsung 2 hari. Kerugian produksi pun bisa ditekan, dengan perkiraan hanya 1 juta ton batu bara yang tidak bisa dipasok ke pasar.

 

Pemogokan yang berlangsung sejak Selasa (6/1) itu bisa dihentikan pada Rabu (7/1) malam, setelah Menteri Batu Bara dan Kelistrikan India, Piyush Goyal, turun tangan. Ia berhasil meyakinkan para pekerja, bahwa sebuah komite khusus akan dibentuk untuk menyalurkan aspirasi mereka.

 

“Jika mereka punya kekhawatirkan, mereka bisa menyampaikannya secara terbuka melalui diskusi dan dialog lebih lanjut,” ujar Goyal, sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (8/1).

 

Kekhawatiran pekerja tambang batu bara yang menjadi alasan pemogokan adalah rencana pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi untuk melakukan privatisasi pengelolaan batu bara. Masuknya sektor swasta diyakini akan menekan BUMN pertambangan batu bara, Coal India Limited (CIL), yang menyuplai 80% kebutuhan Negeri Hindustan itu. Pekerja takut menjadi tumbal pemotongan upah atau bahkan pemutusan hubungan kerja, sebagai imbas dari langkah kapitalis.

 

Meskipun berjanji membuka keran dialog dengan pekerja, namun Piyush Goyal menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membatalkan kebijakan privatisasi sektor batu bara.

 

“Sama sekali tidak ada perubahan terhadap rencana kami,” Goyal menekankan.

 

Kebijakan Perdana Menteri Modi yang dikeluarkan akhir Desember 2014 menjadi dasar reformasi industri batu bara India. Untuk pertama kalinya dalam sejarah empat dekade, India akan melelang konsesi tambang batu bara sehingga swasta bisa ikut terlibat.

 

Langkah ini menjadi pilihan untuk menjadikan industri batu bara lebih kompetitif, sehingga bisa memenuhi permintaan batu bara murah. Selain sebagai produsen, India sendiri merupakan salah satu konsumen batu bara terbesar di dunia. Batu bara digunakan sebagai sumber energi utama pembangkit listrik bagi 1,2 miliar penduduknya.

 

Selain itu, pemerintah pun  berencana untuk mendivestasikan saham CIL, sebagai upaya untuk menyuntikkan dana segar bagi perusahaan plat merah tersebut. Tak seperti yang ditakutkan oleh banyak pekerja, jumlah saham CIL yang akan dilepas ternyata hanya 10%.

 

Selama ini, produksi batu bara India hanya mengandalkan dua BUMN. Singareni Collieries Company Ltd (SCCL) adalah juga perusahaan plat merah yang menggarap tambang-tambang batu bara di India, meskipun kapasitas produksinya tak sebesar CIL.

 

Bila India masih meributkan soal privatisasi batu bara, di Indonesia tambang batu bara swasta sudah menjamur. Sejak era 1980-an pengembangan potensi batu bara Indonesia memang sudah melibatkan pihak swasta baik nasional maupun asing. Awalnya, ada 11 perusahaan yang  menandatangani Perjanjian Karya Pengusahaan Batu Bara (PKP2B) generasi pertama antara kurun waktu 1981-1990. Kini jumlah PKP2B telah mencapai ratusan, ditambah pula dengan ribuan perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) batu bara.