Beranda ENERGI Migas Nasib Petral Setelah Sudirman C.s. Mendominasi

Nasib Petral Setelah Sudirman C.s. Mendominasi

Jakarta-TAMBANG. Pertamina Energy Trading Limited (Petral), anak usaha PT Pertamina (Persero) menunggu nasib masa depan kelanjutannya. Petral selama ini disorot publik sebagai perusahaan tempat para pemburu rente bermukim yang menyebabkan kerugian negara. Pembenahan Petral menjadi pekerjaan rumah utama di bawah kepemimpinan Menteri ESDM, Sudirman Said.

 

Sudirman Said mengatakan dirinya mendapatan amanat dari Presiden Joko Widodo untuk mengkaji ulang keberadaan Petral. Sudirman tak segan akan menutup Petral jika ditemukan kekeliruan dalam pengelolaannya. “Presiden tanyakan latar belakang, peran, kedudukan, dan sebagainya. Kami beri tahu bahwa seluruh saham PT Petral dimiliki Pertamina,” jelas Sudirman, Rabu kemarin (19/11).

 

Kaji ulang terhadap Petral dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa pengelolaannya dikerjakan dengan transparan dan digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat. Dia mengancam jika dalam pengkajian ulang ditemukan adanya tanda-tanda Petral tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka terbuka kemungkinan untuk ditutup.

 

“Tapi terlebih dahulu dilakukan review. Saya dan bu Rini (Menteri BUMN) sepakat segera mengundang dan meminta Tim Reformasi Tata Kelola melakukan kunjungan ke PT Petral untuk berdialog dengan manajemen PT Petral,” tutur Sudirman.

 

Tim Reformasi Tata Kelola Migas yang baru dibentuk dan dipimpin oleh Faisal Basri pun bertindak cepat untuk mendatangi kantor Petral di Singapura. Faisal tak menampik, polemik Petral ini merupakan salah satu contoh paling kasatmata dari analogi yang dia pakai, bahwa tata kelola migas Indonesia ini ibarat akuarium yang butek.

 

“Ini perusahaan biasa, yang bisa dilacak siapa pemain dan bagaimana prosesnya, (tapi) kenapa impor dari Kazakhstan harus mampir Thailand (misalnya),” papar dia.

 

Keberadaan Petral tak akan terlewatkan sebagai simpul persoalan yang akan diurai dan dipetakan. Namun, dia menegaskan, penindakan tidak termasuk dalam tugas dan kewenangan tim yang dia pimpin tersebut. Meski tugas dan kewenangan yang dimiliki timnya tak sampai ke penindakan, Faisal mengaku optimistis pemberantasan mafia di sektor minyak dan gas akan berjalan sesuai jalur yang seharusnya.

 

Faisal mengatakan, tak tertutup kemungkinan opsi rekomendasi yang akan menjadi hasil kerja timnya adalah usulan penerbitan keputusan presiden tentang pembentukan semacam tim pelaksana eksekusi penindakan mafia migas.

 

Sorotan terhadap Petral dan sektor Migas yang berada di bawah wewenang Kementerian ESDM akan terus menjadi titik perhatian. Menteri ESDM, Sudirman Said sendiri memiliki pengalaman di bidang ini ketika ia menjabat VP Intregated Supply Chain PT Pertamina (Persero) ketika dipimpin Direktur Utamanya, Ari Soemano_kakak kandung Rini Soemarno.Tugas Sudirman saat itu salah satu tugasnya adalah membenahi Petral.