Beranda Mineral Nikel: Yang Penting Kendalikan Biaya

Nikel: Yang Penting Kendalikan Biaya

JAKARTA, TAMBANG. SETELAH Indonesia melarang ekspor mineral mentah, harga mineral bahan tambang termasuk nikel melejit. Sebuah perusahaan Australia, Western Areas, ikut menikmati keuntungan dari melambungnya harga nikel. Labanya pada semester pertama tahun lalu naik tujuh kali lipat menjadi Aus$ 23,6 juta (Sekitar Rp 240 miliar).

 

Keuntungan itu juga ditimbulkan oleh pemangkasan biaya produksi dan volume penjualan yang stabil. ‘’Kunci utamanya adalah pada pengendalian biaya, efisiensi, penghematan bunga bank. Bukan semata-mata pada harga nikel,’’ kata Direktur Pelaksana Western Areas, Dan Lougher.

 

‘’Komponen utama untuk menjaga tetap berlaba adalah biaya yang rendah. Kita sudah melihat harga-harga yang sekarang ini sama dengan tiga tahun lalu. Tetapi kita tidak bisa mengontrol nilai tukar mata uang, atau harga jual nikel. Yang bisa kita kendalikan adalah yang ada di internal kita. Dan kita bisa melihat hasilnya sekarang,’’ kata Dan Lougher.

 

Namun, sebagaimana dimuat di koran Sidney Morning Herald, masih ada ancaman, yakni dari Cina. Menurut ramalan para analis, Cina sukses mencampur nikel kualitas tinggi, laterit kadar besi rendah, dengan nikel kualitas rendah dari Filipina. ‘’Ini betul-betul mengkhawatirkan kami dan para pemegang saham,’’ kata Direktur Eksekutif, David Southam.

 

Gambar: Tambang yang dikelola Western Australia. Sumber: news.yahoo.com.au