Beranda ENERGI Energi Terbarukan Nusa Tenggara Timur Akan Miliki 94 Pembangkit Listrik Surya

Nusa Tenggara Timur Akan Miliki 94 Pembangkit Listrik Surya

Foto Istimewa

Jakarta – TAMBANG. PT PLN (Persero) melalui dukungan pendanaan Bank Dunia dan donatur lain berencana untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) hibrida di 94 lokasi yang tersebar di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kapasitas totalnya diperkirakan mencapai 20,2 Megawatt peak (MWp).

 

Pengoperasian PLTS hibrida diharapkan meningkatkan tingkat elektrifikasi di kawasan provinsi dengan banyak pulau tersebut. Energi terbarukan dimanfaatkan bersinergi dengan dengan solar yang dipakai di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang ada.

 

Provinsi NTT dinilai tepat untuk memanfaatkan energi surya sebagai sumber energi baru terbarukan, mengingat potensi intensitas dan durasi penyinaran radiasi matahari di provinsi tersebut. Namun, sebagaimana dilansir dalam situs resmi Direktorat Jenderal EBTKE – Kementerian ESDM, Rabu (7/1), realisasinya masih akan menunggu hasil studi kelayakan.

 

Artikel tersebut juga menyebut bahwa pihak pembangkit listrik swasta (Independent Power Producer / IPP) diundang untuk berpartisipasi membangun PLTS on grid berkapasitas 15 MW. Lokasi yang ditunjuk adalah sistem kelistrikan daratan di beberapa pulau, yakni Pulau Timor, Pulau Flores, Pulau Alor, Pulau Rote, dan Pulau Lembata.

 

Selain energi matahari, akan dibangun pula Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa berkapasitas 1 MW sebagai proyek percontohan. Biomassa untuk proyek yang digarap di Pulau Sumba itu berasal dari tanaman sebagai bahan baku utama (feedstock). Untuk itu, telah disiapkan lahan khusus seluas 200 hektar untuk penanaman pohon sumber bioenergi, yang dapat dipanen sepanjang tahun.

 

Di beberapa pulau kecil di provinsi NTT juga direncanakan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro, selain PLTB dan PLTS. Pembangkit ramah lingkungan itu akan dioperasikan secara hibrida dengan PLTD yang ada di Pulau Ende, Pulau Pamana, Pulau Samau, Pulau Pantar, Pulau Pura, Pulau Solor, dan Pulau Sabu.

 

Sepanjang 2013 – 2022 diperkirakan ada 683 ribu pelanggan listrik baru di Provinsi NTT. Pembangunan infrastruktur berupa pembangunan jaringan transmisi dan gardu induk 70 kilovolt (kV) telah disiapkan, bersama pembangunan jaringan distribusi 20 kV dan jaringan tegangan rendah.