Jakarta, TAMBANG – Proyek High Pressure Acid Leach (HPAL) milik Nickel Industries Limited ditargetkan mulai beroperasi pada akhir tahun 2025. Hal ini disampaikan oleh Direktur PT United Tractors Tbk (UT), Iwan Hadiantoro, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta.
“Nickel Industries saat ini sedang mengembangkan pabrik pengolahan bahan baku untuk baterai, yakni HPAL di Morowali. Diharapkan bisa mulai beroperasi pada akhir tahun depan,” ujar Iwan.
United Tractors merupakan salah satu pemegang saham di Nickel Industries Limited melalui anak usahanya, PT Danusa Tambang Nusantara (DTN), dengan kepemilikan sebesar 19,99 persen.
Iwan menambahkan bahwa kinerja operasional Nickel Industries saat ini terbilang solid, baik dari sisi produksi bijih nikel maupun pasokan untuk smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF).
“Secara operasional, performa Nickel Industries cukup baik. Produksi terus meningkat, baik untuk ore maupun output dari RKEF,” jelasnya.
Nickel Industries adalah perusahaan multinasional yang fokus pada pertambangan dan pengolahan nikel terintegrasi, dengan aset utama berlokasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah, dan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), Halmahera.
Perusahaan ini memiliki 80 persen saham di PT Hengjaya Mineralindo, salah satu pemasok terbesar bijih limonit dan saprolit berkadar tinggi ke kawasan IMIP. Selain itu, Nickel Industries juga mengoperasikan 12 lini pabrik smelter dengan teknologi RKEF.
Sumbawa Juta Raya Targetkan Produksi Emas 20.000 Ounces pada 2025
Sebagai bagian dari strategi ekspansi ke pasar nikel untuk baterai kendaraan listrik, perusahaan ini tengah mengonversi beberapa fasilitas RKEF untuk memproduksi nickel matte, nikel kelas satu, sekaligus membangun fasilitas HPAL sebagai respons terhadap meningkatnya permintaan global terhadap bahan baku baterai EV.