Beranda Tambang Today Pascagempa Sulteng, Aktifitas di IMIP Normal

Pascagempa Sulteng, Aktifitas di IMIP Normal

Jakarta, TAMBANG- Situasi masyarakat di beberapa wilayah Sulawesi Tengah dilaporkan sudah kondusif. Sebelumnya, Sulawesi Tengah mengalami gempa dengan magnitudo 6,9, Jumat (12/4).

 

Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yang lokasinya berada di Kabupaten Morowali turut merasakan gempa. Chief Eksekutif Officer (CEO) PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Alexander Barus mengatakan, aktifitas di perusahaannya berjalan normal.

 

“Aman, semua normal,” ungkap Alex kepada tambang.co.id, Sabtu (13/4).

 

Berdasarkan pantauan Pusat Pengendali Operasi BNPB, masyarakat yang mengungsi, sebagian sudah pulang ke rumahnya.

 

Pengungsian sempat teridentifikasi di Kabupaten Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah hingga Jumat malam (12/4). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Banggai melaporkan pada Sabtu (13/4) pukul 06.00 WIB bahwa 1.300 KK penyintas tersebar di empat titik, yaitu halaman kantor bupati, Masjid An-Nur komplek perkantoran, Gedung DPRD dan kantor polres telah kembali ke rumah mereka. Penyintas pulang ke rumahnya secara mandiri dan sebagian di antar oleh BPBD.

 

“Kondisi masyarakat di Kota Palu, Luwu, Banggai, Kepulauan Banggai sudah kondusif. Beberapa warga di Kabupaten Banggai masih ada di pegunungan karena rasa takut, demikian juga mereka yang ada di Kabupaten Kepulauan Banggai. Namun sebagian besar warga yang awalnya mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing,” ungkap  Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan resmi, Sabtu (13/4).

 

Menurut Sutopo, meski BMKG sudah menyatakan peringatan dini tsunami diakhiri sejak semalam. Namun tidak seketika warga mau kembali ke rumahnya. Mereka tetap memilih mengungsi di bukit-bukit atau di daerah yang tinggi.

 

“Di lapangan tidak mudah untuk meyakinkan masyarakat, apalagi jeda waktu antara peringatan dini evakusi dan diakhiri dalam waktu pendek sehingga masyarakat tetap di pengungsian,” lanjut Sutopo.

 

Menurut BMKG, gempa bumi dengan magnitudo 6,9, yang kemudian dimutakhirkan menjadi 6,8 ini mengguncang wilayah Kabupaten Morowali, Morowali Utara, dan Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah. Gempa tersebut memiliki episenter pada koordinat 1,89 LS dan 122,57 BT, tepatnya di Teluk Tolo, pada jarak 82 kilometer arah barat daya Kepulauan Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, dengan kedalaman 17 kilometer.

 

BMKG menyampaikan bahwa dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa ini merupakan jenis dangkal akibat aktivitas sesar aktif. BMGK menduga bahwa struktur sesar yang menjadi pembangkit gempa ini adalah Sesar Peleng yang jalurnya berarah barat daya-timut laut di Pulau Peleng dan menerus ke Teluk Tolo.