Beranda Komoditi Pasir Kuarsa Melimpah, RI Serius Bikin Pabrik Panel Surya?

Pasir Kuarsa Melimpah, RI Serius Bikin Pabrik Panel Surya?

Ilustrasi Tambang Silika - Sumber: harvestpublicmedia.org

Jakarta, TAMBANG – Satu lagi, komoditas tambang yang sedang jadi “buah bibir” di kalangan pelaku industri dalam maupun luar negeri adalah pasir kuarsa. Sebagai salah satu negara dengan sumber daya yang melimpah, Indonesia bahkan akan mengolahnya hingga menjadi panel surya, teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya  (PLTS).

“Suatu saat kita ingin ada industri seperti ini (pabrik panel surya), mumpung kita punya pasir silika, nanti hilirisasi dari pasir silika sampai ke modul. Kita mulai pelan-pelan,” ujar Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Yudo Dwinanda Priaadi dalam ISEW 2023, dikutip Kamis (12/10).

Yudo kemudian menuturkan bahwa saat ini Indonesia sudah punya dua pabrik sel surya yakni PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI) dan PT Ali Solar Cell (ASC).

“Ini pertama ada Trina Mas Agra Indonesia sudah groundbreaking bulan Agustus lalu di Kendal. Kedua ada Ali Solar Cell, tapi fokusnya ke ekspor. Berikutnya ada lagi di Sumatra. Jadi kita sudah melangkah first solar cell manufacturing production facility ini di Indonesia,” beber dia.

Kapasitas produksi awal TMAI ditargetkan mencapai 1 GWp per tahun dengan nilai investasi lebih dari USD 100 juta. Pabrik yang berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kendal, Jawa Tengah ini direncanakan beroperasi secara komersial pada kuartal ketiga tahun 2024.

Sementara ASC sudah mulai memproduksi sel surya untuk keseluruhan tahap proses pembuatan wafer to solar cell. Produk ini untuk memenuhi kebutuhan PT IDN Solar Tech. Perusahaan ini adalah perusahaan manufaktur solar industri kelas dunia yang berlokasi di Batam yang menjadi pusat pasar ekspor industri solar Indonesia untuk Amerika Serikat sejak tahun 2019.

Sebagai gambaran, untuk membuat panel atau modul surya mula-mula pasir kuarsa diolah di pabrik pemurnian silikon dan pembuatan silikon polikristal, kemudian diolah kembali menjadi ingot kristal silicon. Tak sampai di situ, ingot diproses lagi menjadi wafer silikon, sel surya silikon kristalin dan kemudian dirakit menjadi modul surya.

Butuh Gebrakan untuk Hilirisasi dan Industrialisasi

Jika merujuk program andalan Presiden Joko Widodo (Jokowi), semua barang tambang termasuk pasir kuarsa harus diolah lebih hilir lagi apalagi untuk teknologi energi baru dan terbarukan (EBT). Meski sudah ada dua pabrikan, namun hilirisasi komoditas yang menyerupai pasir pantai ini masih terbilang minim apalagi sampai ke industrialisasi yang lebih besar dan masif.

Di Indonesia, pabrik yang belum tersedia yaitu industri pemurnian silikon dan atau silicon polikristal, industri pembuatan ingot kristal silikon dan industri pembuatan wafer silikon. Sementara yang sudah ada yakni industri pembuatan sel surya silikon kristalin dan industri perakitan modul surya.

“Sejauh ini di Indonesia belum ada pabrik pengolahan pasir kuarsa menjadi silikon baik itu polysilicon maupun hingga silicon wafer atau wafer silikon yang merupakan bahan dasar panel surya,” ujar Ketua Umum Himpunan Penambang Kuarsa Indonesia (HIPKI), Ady Indra Pawennari kepada tambang.co.id.

Padahal kata Ady, prospek bisnis pasir kuarsa ke depan terbilang cerah apalagi didukung dengan sumber daya dan cadangan yang cukup melimpah. Kata dia, sebaran pasir kuarsa di Indonesia meliputi 23 provinsi di empat Pulau yakni Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.

Di Sumatra, sumber daya pasir kuarsa mencapai 255,79 juta ton dan cadangan 63,69 juta ton. Di Jawa, sumber daya mencapai 417,918 juta ton dan cadangan 175,997 juta ton. Di Kalimantan sumber dayanya mencapai 859,601 juta ton dengan cadangan 17,111 juta ton, sedangkan di Sulawesi sumber dayanya sebesar 577,906 juta ton dan cadangannya 4,094 juta ton.

Jumlah tersebut berbanding lurus dengan banyaknya pemegang izin usaha pertambangan pasir kuarsa yakni 328 perusahaan pencadangan, 98 pemegang IUP Produksi dan 82 pemegang IUP Eksplorasi.

“Peluang hilirisasi pasir kuarsa di Indonesia itu terletak pada adanya potensi cadangan atau pun sumber daya pasir kuarsa di Indonesia yang masuk kategori silica metallurgical atau dengan kata lain pasir kuarsa dengan kadar di atas 98% sebagai bahan baku panel surya yang cukup besar,” beber dia.