Beranda ENERGI Energi Terbarukan PBB: Investasi untuk Energi Bersih Meningkat

PBB: Investasi untuk Energi Bersih Meningkat

JAKARTA, TAMBANG. PENDANAAN untuk energi dari angin, sinar matahari, dan berbagai bentuk energi terbarukan lainnya naik 5% pada 2015, menjadi US$ 285,9 miliar. Puncak investasi energi terbarukan sebelumnya terjadi pada 2011, yakni sebesar US$ 278,5 miliar.

‘’Kita telah memasuki era baru, pertumbuhan energi bersih,’’ kata Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, sebagaimana dimuat koran The Economic Times, hari ini. Investasi untuk pembangkit baru dari batu bara dan gas pada 2015 50% lebih rendah dari energi terbarukan.

Cina menggenjot pendanaan untuk energi baru sebesar 17%, menjadi US$ 102,9 miliar. Sementara India menambah investasinya 22% menjadi $10,2 miliar. Angka-angka itu didapat Sekolah Keuangan Energi Bersih Frankfurt berdasar riset yang dibiayai Lembaga PBB untuk Program Lingkungan (UNEP).

‘’Investasi juga meningkat di Amerika Serikat, naik 19% menjadi $44,1 miliar. Di Timur Tengah dan Afrika, naik 58% menjadi $12,5 miliar, sebagian besar karena adanya proyek di Afrika Selatan dan Maroko,’’ tulis laporan itu.

Negara berkembang, tidak termasuk Cina, India, dan Brazil, meningkatkan investasinya hingga 30%, tahun lalu, menjadi $36 miliar. Ini 12 kali lebih banyak ketimbang angka pada 2004.

Kebalikannya terjadi di Eropa. Investasi di bidang energi bersih turun 21% menjadi $48,8 miliar. Ini terjadi karena ekonomi yang sedang turun.

Kelainan terjadi di Inggris, yang terus saja menggenjot investasi di energi terbarukan.

Pada 2016, temperatur rata-rata global akan mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah. Emisi karbon dioksida juga meningkat pesat. Untuk menguranginya, pemakaian batu bara, minyak, dan gas, akan berkurang.

Menurut studi dari Frankfurt itu, diperkirakan hanya akan sedikit perubahan emisi karbon dari sektor energi sebelum 2030.

Tahun lalu, 195 negara menyepakati target tanpa emisi karbon, pada akhir abad ini. Agar itu terjadi, pemakaian minyak, gas, dan batu bara kudu dihilangkan, serta harus dipakai teknologi penyerap karbon.

‘’Pembangkit listrik berbahan kabar batu bara, serta dari energi konvensional lainnya telah lama dipakai,’’ kata Profesor Udo Steffens, Ketua Sekolah Tinggi Keuangan dan Manajemen Frankfurt.

Tanpa ada perubahan kebijakan, perubahan iklim akibat emisi karbon akan terjadi, paling tidak pada dekade berikutnya,’’ kata Udo Steffens.

Foto: Sebuah truk melintas di ladang kincir angin untuk listrik, di Xinjiang, Kawasan Otonomi Khusus Uygur, Cina.

Sumber: breakingenergy.com