Beranda Event Pefindo Berikan “idAA-“ untuk Medco

Pefindo Berikan “idAA-“ untuk Medco

Jakarta – TAMBANG. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan prospek outlook idAA- kepada PT Medco Energi Internasional Tbk (IDX : MEDC). Peringkat ini termasuk obligasi III/2012, obligasi berkelanjutan I/2012-2013, obligasi berkelanjutan US$ I/2011-2012.

 

“Kami berikan outlook negatif dari posisi stabil ke Medco, dengan periode peringkat yang diberikan pada 18 Juni 2015 sampai 1 Oktober 2015” ujar Vice President Division Head Corporate Rating Pefindo, Niken Indriasih, di Jakarta, Rabu (29/7).

 

Dikatakan Niken, revisi atas prospek tersebut karena dampak dari rendahnya harga minyak mentah yang menyebabkan melemahnya ukuran-ukuran struktur permodalan dan proteksi arus kas Medco, serta profitabilitas perusahaan yang lebih rendah.

 

Sedangkan ada beberapa faktor yang mendukung kenaikan peringkat, seperti potensi tambahan pendapatan dalam jangka pendek ke menengah dari proyek Senoro, cadangan minyak dan gas yang baik, dan posisi likuiditas yang kuat dalam jangka pendek.

 

Proyek kilang LNG Donggi Senoro yang dikelola oleh PT Donggi-Senoro LNG yang sahamnya dimiliki oleh PT Pertamina Hulu Energi, Medco LNG Indonesia, dan Sulawesi LNG Development telah menjalani tahap uji coba (commissioning phase) dengan sukses dan aman sejak Oktober 2014 hingga memasuki tahap operasi pada awal Juni 2015.

 

Kapasitas kilang ini sebesar 2,1 juta ton per tahun, dan merupakan kilang gas alam cair keempat di Indonesia dan yang pertama dikembangkan dengan skema hilir yang memisahkan produksi gas di hulu dengan pengolahan gas di hilir.

 

Namun pada semester I 2015 ini, PT Medco Energi Internasional Tbk (IDX : MEDC), mengalami rugi bersih senilai US$17,51 juta atau setara dengan Rp 232,7 miliar karena penjualan yang merosot.

 

Penjualan minyak dan gas neto pada semester I 2015 turun 23,63% menjadi US$248,83 juta, dari sebelumnya US$325,85 juta. Hal itu ditambah dengan turunnya pendapatan dari batu bara sebsar 43,62% menjadi US$12,08 juta dari US$21,43 juta.

 

Menurut laporan keuangan perseroan, kinerja tersebut sangat berbeda dengan semester I 2014. Pada semester I tahun lalu, Medco masih bisa meraup laba hingga US$7,54 juta.

 

“Pada semester II 2015, diharapkan ada sumbang pendapatan dari proyek Senoro,” ujarnya.

 

Sedangkan faktor-faktor yang membatasi peringkat, seperti struktur permodalan yang agresif, dan risiko kegagalan kegiatan eksplorasi.

 

Prospek yang menjadi stabil, lanjut dia, jika tambahan kontribusi arus kas dari proyek Senoro dan harga minyak mentah yang lebih baik dari yang diharapkan dapat memberikan profil struktur permodalan perusahaan yang lebih baik.

 

Adapun, prospek diturunkan jika harga minyak mentah menjadi lebih rendah dari perkiraan Pefindo, potensi arus kas dari proyek Senoro lebih rendah dari yang diproyeksikan, dan utang perusahaan menjadi lebih tinggi dari yang diproyeksikan.

 

“Hal-hal tersebut dapat mengakibatkan rasio utang terhadap EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) lebih besar dari lima kali,” tuturnya.

 

Sepanjang tahun 2014, Perseroan membukukan penjualan dan pendapatan usaha sebesar AS$ 750 juta, dengan 93% atau AS$ 701 juta berasal dari unit bisnis eksplorasi dan produksi minyak dan gas.

 

Pada usaha penjualan gas, Perseroan mencatat keberhasilan kenaikan harga jual gas dari US$ 5,13 per juta BTU (MMBTU) di tahun 2013 menjadi US$ 5,60/MMBTU di tahun 2014, hasil renegosiasi beberapa kontrak jual gas di Indonesia. Pencapaian ini mendorong kinerja keuangan Perseroan tahun 2014 dengan tambahan pendapatan sebesar US$ 40 juta, dibandingkan dengan pendapatan Perseroan dari penjualan gas di tahun 2013.