Beranda Batubara Pemilik KPC Beli Pembangkit Listrik 540 MW

Pemilik KPC Beli Pembangkit Listrik 540 MW

New Delhi, India – TAMBANG. TATA Power mengumumkan telah menandatangani kesepakatan dengan Ideal Energy untuk membeli pembangkit listrik berbahan bakar batu bara berkapasitas 540 MW di dekat Nagpur, negara bagian Maharashtra, India. Harganya belum diungkapkan. Dengan pembelian ini, maka Tata kini mengoperasikan total 8.885 MW.

 

Tata merupakan perusahaan konglomerasi di India, sejak Maret 2007 memiliki 30% saham di KPC dan Arutmin. Tetapi tahun lalu, Tata memutuskan menjual 5% miliknya ke Kelompok Bakrie dengan harga US$ 250 juta. Kemungkinan besar Tata akan melepas saham sisanya, karena menilai aturan penjualan ekspor batu bara di Indonesia tidak menguntungkan.

 

Pada 2006, Tata dan KPC-Arutmin bersepakat menetapkan harga batu bara yang didasarkan pada harga global senilai US$ 40 per ton. Faktanya, harga batu bara terus menguat, bahkan pernah menembus US$ 100 per ton.

 

Saat ini, ketika produksi batu bara berlimpah, batu bara KPC harganya masih di atas US$ 40. Apalagi, kini pemerintah menetapkan harga batu bara ditentukan berdasar harga batu bara acuan, biasa disingkat HBA. Penjual dan pembeli tidak bisa seenaknya menentukan harga. Dengan sendirinya, kesepakatan antara Arutmin, KPC, dan Tata tidak bisa berlaku.

 

India merupakan pasar penting batu bara Indonesia. Tahun ini, India diperkirakan mengimpor sebanyak 180 juta ton, sebesar 77 juta ton di antaranya dari Indonesia. Tata Power, yang semula mengandalkan batu bara Indonesia, mulai berpaling ke tempat lain karena menilai harga batu bara seharusnya ditentukan berdasar harga pasar, bukan dengan HBA.

 

Dengan akuisisi terakhir ini, pembangkit milik Tata yang menggunakan bahan bakar batu bara termal akan bertambah. Kapasitas pembangkit milik Tata dewasa ini 8.613 MW, sebanyak 7.647 MW dibangkitkan dengan batu bara termal. Sebanyak 800 MW di antaranya menggunakan energi terbarukan.

Tata menargetkan pada 2022 memilik pembangkit sebesar 22.000 MW. Dewasa ini, sebanyak 3.000 MW tengah dalam pembangunan.