Beranda ENERGI Migas PGN Penuhi Kebutuhan Gas Industri di Wilayah Lampung

PGN Penuhi Kebutuhan Gas Industri di Wilayah Lampung

Jakarta-TAMBANG. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk mulai mengalirkan gas bumi ke sejumlah industri di wilayah Lampung pada Januari ini. Penyaluran gas bumi ini merupakan realisasi dari penandatanganan kontrak Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) antara PGN dengan 14 industri besar di Lampung pada pertengahan tahun 2014.

 

Sekretaris Perusahaan PGN, Heri Yusup mengatakan, penyaluran gas bumi kepada sektor industri di Lampung merupakan bukti dari komitmen PGN untuk terus meningkatkan penggunaan energi non Bahan Bakar Minyak (BBM). Sebagai energi baik yang ramah lingkungan, hemat dan aman, penggunaan gas bumi diharapkan mampu memperkuat daya saing industri dan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Lampung dan sekitarnya.

 

“Kami berharap penggunaan gas bumi mampu memperkuat daya saing dan efisiensi sektor industri di Lampung, seperti yang telah dibuktikan oleh pelanggan industri PGN lainnya. PGN akan terus mendukung optimalisasi penggunaan gas bumi melalui pembangunan infrastruktur dan distribusi gas bumi,” jelas Heri Yusup di Jakarta, Minggu kemarin (11/1).

 

Sejumlah industri besar yang akan menggunakan gas dari FSRU Lampung adalah PT Coca Cola Amatil Indonesia, PT Garuda Food Putra Prima, PT Nestle Indonesia, Novotel Lampung, PT Bumi Menara Internusa, PT Tunas Baru Lampung, PT Gizi Utama, PT Japfa Comfeed, PT Philips Seafood, Hotel Sahid Bandar Lampung, PT LDC Indonesia, PT Aman Jaya Perdana, Hotel Aston Lampung, dan Golden Dragon.

 

“Pada Januari ini ada 3 industri yang sudah teraliri yaitu Coca Cola, Nestle dan Philips Seafod. Lainnya akan menyusul segera,” kata Heri Yusup.

 

Menurut Heri, pengaliran gas ke sektor industri tersebut sejalan dengan rampungnya pembangunan pipa distribusi PGN dari Labuan Maringgai ke Tanjung Panjang, Lampung sejauh lebih dari 90 km di akhir 2014. Selain membangun jaringan pipa yang berukuran sangat variatif mulai 4 inchi – 16 inchi, PGN juga membangun 2 stasiun penerima gas (offtake station) yaitu Sutami dan Sekampung Udik, untuk mengatur aliran dan tekanan gas ke pelanggan. Saat ini total gas bumi yang dialirkan ke sektor industri di Lampung mencapai sekitar  1,01 BBTUD.

 

“PGN akan terus mendukung pemanfaatan gas bumi di wilayah Lampung melalui pembangunan infrastruktur dan penyaluran gas. Kami percaya, dalam jangka panjang dengan sumber energi yang lebih baik, Lampung dapat menjadi kawasan industri yang maju dan memberikan kesejahteraan yang lebih baik kepada masyarakatnya,” jelas Heri Yusup menambahkan.

 

Sementara itu, Factory Manager PT Nestle Indonesia Plant Panjang Lampung, Budi Utomo menjelaskan, penggunaan gas bumi akan memberikan banyak benefit bagi perusahaan. Dalam aspek biaya operasional, dengan harga gas bumi yang lebih hemat, Nestle memperkirakan akan mampu menekan biaya energi hingga 25% sampai akhir tahun.

 

Penurunan biaya energi tersebut tentunya akan menciptakan efisiensi dan pada tahap selanjutnya akan memperkuat daya saing perusahaan. “Kami bersyukur dapat bekerjasama dan mendapat pasokan gas bumi dari PGN. Dengan pengalaman panjang yang dimiliki PGN, kami percaya pemanfaatan gas bumi ini akan memberikan jaminan energi dan efisiensi bagi perusahaan hingga 25 persen. Hal ini tentu akan sangat menguntungkan bisnis Nestle,” jelas Budi Utomo.

 

Menurut Budi, di Lampung perusahaannya khusus memproduksi kopi. Selain menggunakan gas bumi yang menggantikan HFO (high fuel oil), Nestle juga menggunakan cangkang kelapa sawit sebagai sumber energi.  Saat ini Nestle sedang melakukan ujicoba penggunaan gas bumi selama tiga bulan ke depan. Melalui ujicoba ini perusahaan akan mengetahui kebutuhan pasokan gas yang riil bagi pabriknya di Lampung.

 

PT Nestle Indonesia Plant Panjang Lampung telah meneken Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) selama 5 tahun dan dapat diperpanjang setelah periode tersebut berakhir. Untuk kebutuhan operasional, kebutuhan gasnya diperkirakan sebesar 172.800 m3/Bulan. “Kami percaya penggunaan gas bumi ini akan menghemat biaya produksi, memperpanjang umur mesin dan ramah lingkungan. Itu sebabnya kami berani melakukan investasi untuk membangun jaringan pipa gas di areal perusahaan,” ungkapnya.