Beranda ENERGI Migas PGN Raih Laba Bersih Rp2 Triliun di Semester 1 2016

PGN Raih Laba Bersih Rp2 Triliun di Semester 1 2016

Jakarta-TAMBANG. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk membukukan pendapatan bersih pada semester pertama 2016 sebanyak USD1,44 miliar naik USD23 juta dibandingkan periode yang sama pada 2015 sebesar USD1,42 miliar.

”Kinerja PGN tetap baik di tengah harga minyak dunia yang mengalami penurunan signifikan dan nilai tukar rupiah yang berfluktuasi,” ujar Sekretaris Perusahaan PGN, Heri Yusup melalui keterangan tertulis, Jumat (2/9).

Ia menerangkan, peningkatan tersebut diperoleh dari hasil kontribusi beroperasinya pipa transmisi gas bumi Kalija I, yang dioperasikan PT Kalimantan Jawa Gas.

Tercatat pada semester pertama 2016, laba operasi PGN tercatat USD262 juta, dengan laba bersih sebesar US$152 juta atau sekitar Rp2 triliun. Sementaa EBITDA USD431 juta, naik USD14 juta dibandingkan periode sama 2015 sebesar USD417 juta.

”Kami melakukan berbagai upaya efisiensi sehingga mampu mencetak laba di tengah kondisi perekonomian yang sedang mengalami perlambatan,” terangnya.

Selama periode Januari hingga Juni 2016, emiten berkode PGAS itu berhasil menyalurkan gas 1.613 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau naik dibandingkan periode sama 2015 sebesar 1.554 MMSCFD. Rinciannya, volume gas terdistribusi 796 MMSCFD atau naik dibandingkan 790 MMSCFD pada 2015 dan volume transmisi gas 816 MMSCFD atau naik dibandingkan 763 MMSCFD.

Heri menambahkan, selama enam bulan infrastruktur pipa gas PGN bertambah sepanjang 186 km dan saat ini mencapai total 7.212 km atau setara dengan 76% pipa gas bumi hilir nasional. Sejumlah proyek yang diselesaikan PGN dengan tepat waktu seperti pipa gas Kalisogo-Waru, Jawa Timur sepanjang 30 km, ruas Jetis-Ploso di Mojokerto sampai Jombang sepanjang 27 km, dan Kejayan-Purwosari, Pasuruan sepanjang 15 km. Selain Jawa Timur, PGN juga menyelesaikan proyek infrastruktur pipa gas sepanjang 18,3 km di kawasan bisnis Batam yakni Nagoya, Lubuk Baja, dan Jodoh.

”PGN akan terus memperluas infrastruktur gas, meski di tengah kondisi ekonomi yang belum membaik dan turunnya harga minyak mentah dunia,” tutupnya.