Beranda ENERGI Energi Terbarukan PLTP Lahedong Unit 5 dan 6 Rampung 2016

PLTP Lahedong Unit 5 dan 6 Rampung 2016

Jakarta-TAMBANG. PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Geothermal Energy (PGE) merangkul konsorsium Sumitomo Corporation dan PT Rekayasa Industri (Rekind) untuk menggarap proyek pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong Unit 5 dan Unit 6 di Sulawesi Utara.

 

Kepala Hubungan Masyarakat PGE, Hendi Suhendi mengatakan PLTP tersebut akan dibangun di Kabupaten Minahasa dan memiliki kapasitas listrik masing-masing 20 megawatt (MW). Konsorsium Sumitomo dan Rekayasa Industri memenangi tender karena keduanya dianggap telah berpengalaman membangun PLTU Lahendong Unit 2,3, dan unit 4, dengan kapasitas masing-masing 20 MW. Selain itu, konsorsium kedua perusahaan itu juga membangun PLTP Kamojang, Jawa Barat.

 

“Tender dilakukan terbuka. Sumitomo Corporation dan Rekind berhasil memenuhinya,” kata Hendi, Minggu (12/14).

 

Dikatakan Hendi, untuk pengerjaan proyek PLTP Lahedong Unit 5 dan 6 itu beberapa peralatan utama seperti turbin uap untuk panas bumi dan generator listrik akan dipasok oleh Fuji Electric Co Ltd. Sementara pembangunan dan instalasi unit serta sistem lapangan uap di permukaan tanah (steamfield above ground) menjadi tanggung jawab PT Rekayasa.

 

Rencananya, proyek PLTP Lahendong Unit 5 akan dirampungkan pada September 2016, sedangkan untuk PLTP Lahendong Unit 6 diprediksi selesai pada Maret 2017. Adapun untuk pendanaan kedua proyek ini, PGE mendapatkan pinjaman dana dari Bank Dunia senilai US$ 300 juta.

 

Hendi bilang, listrik yang dihasilkan dari kedua pembangkit ini akan disalurkan ke jaringan listrik PLN di Sulawesi Utara. Dari total kapasitas 80 MW, PLTP Lahendong sudah memasok sekitar 30 % dari seluruh total kebutuhan listrik di Sulawesi Utara. Mengenai harga listrik, ia melanjutkan, sudah ditetapkan 8,25 sen dollar AS per kWh.
Saat ini, dengan Sumitomo Corporation selama ini telah bekerjasama dengan Fuji dan PT Rekayasa dalam pembangunan proyek PLTP di Indonesia.

 

Kontrak terbaru ini adalah kesepakatan ke-11 yang mereka kerjakan bersama. Indonesia memiliki sumber daya panas bumi terbesar di dunia dengan kapasitas diperkirakan sebesar 29.000 mw.

 

Namun saat ini baru sekitar 5% dari potensi itu yang dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Pemerintah berencana membangun sejumlah proyek baru demi meningkatan kapasitas PLTP sebesar kurang lebih 4.900 mw pada 2019.

1 KOMENTAR

  1. seharusnya dari dulu Indonesia sadar kalau potensi panas bumi kita sangat melimpah, sumberdaya yg ramah lingkungan dan murah harus menjadi pilihan utama utk pemenuhan energi yg di butuhkan….

Komentar ditutup.