Beranda Tambang Today Presiden Prabowo Groundbreaking Industri Baterai Listrik Konsorsium Antam, IBC dan CBL

Presiden Prabowo Groundbreaking Industri Baterai Listrik Konsorsium Antam, IBC dan CBL

Prabowo
Sumber: esdm.go.id

Jakarta, TAMBANG – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto meresmikan peletakan batu pertama (Groundbreaking) industri baterai listrik konsorsium PT aneka tambang Tbk (Antam), Indonesia Battery Corporation (IBC) dan PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co, Ltd (CBL).

Pabrik ini terletak di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH) di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Presiden Prabowo menyampaikan bahwa kunci dari pembangunan suatu bangsa berasal dari kemampuan untuk mengolah sumber alam menjadi bahan yang bermanfaat. Prabowo juga menyoroti groundbreaking ini sebagai suatu kerja sama kolosal antarnegara yang ditandai kerja sama dengan Tiongkok.

“Kita bermitra dengan kawan-kawan kita, saudara-saudara kita dari Tiongkok. Kita bisa bekerja sama dengan program yang menurut saya ini termasuk, bisa dikatakan, kolosal. Bisa dikatakan terobosan luar biasa. Dari sini kita bisa menghasilkan energi terbarukan dan ramah lingkungan yang dicita-citakan seluruh dunia,” ujar Prabowo, dikutip Senin (30/6).

Sementara, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia yang turut mendampingi menekankan bahwa seluruh proyek hilirisasi harus berkeadilan, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo.

“Saya minta kepada perusahaannya, agar hilirisasi ini jangan hanya yang untung itu investor dan Pemerintah Pusat. Jadi hilirisasi atas arahan Bapak Presiden harus berkeadilan. Adil untuk pengusaha daerah, adil juga untuk masyarakat, dan adil juga untuk Pemerintah Daerah,” tegas Bahlil.

Bahlil juga menyampaikan bahwa proyek ini adalah gagasan awal untuk melakukan kolaborasi antara negara yang kaya sumber daya alam, dengan negara yang unggul dalam teknologi dan tujuan pasar.

Baca juga: ATBI Paparkan Potensi Mineral dan Peluang Investasi Indonesia di Forum Pertambangan China-ASEAN

“Indonesia itu betul, dari bahan baterai, nikel, mangaan, kobalt, dan lithium, yang kita tidak punya itu tinggal lithium. Mangaan, kobalt, dan nikel kita punya semua. Tetapi teknologi itu memang belum terlalu kita miliki secara komprehensif. Karena itu kita lakukan kerjasama dengan teman-teman dari Tiongkok, khususnya CATL,” ujar Bahlil.

Proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi terdiri dari enam subproyek proyek utama, di mana lima proyek dikembangkan di Kawasan Feni Haltim (FHT) Halmahera Timur, Maluku Utara, dan satu proyek dikembangkan di Karawang, Jawa Barat. Proyek ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi sebesar USD 5,9 miliar dan mencakup area seluas 3.023 hektar serta mampu menyerap 35.000 tenaga kerja langsung dan tak langsung, pertumbuhan ekonomi lokal, dan 18 proyek infrastruktur dermaga multifungsi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini