Beranda Tambang Today Produksi Batu Bara BUMI 54,9 Juta Ton Hingga Kuartal III

Produksi Batu Bara BUMI 54,9 Juta Ton Hingga Kuartal III

produksi BUMI
Ilustrasi: aktivitas penambangan batu bara PT Arutmin Indonesia di Site Asamasam, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan. Dok: Rian

Jakarta, TAMBANG – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan volume produksi batu bara sebesar 54,9 juta ton hingga Kuartal III tahun 2025. Angka ini turun sebesar 4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024 yang mencapai 57,3 juta ton.

Jumlah produksi batu bara tersebut berasal dari kedua anak usahanya yaitu PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebesar 39,8 juta ton dan dari PT Arutmin Indonesia (Arutmin) sebesar 15,1 juta metrik ton.

Penurunan terjadi segmen penjualan. Hingga 9 bulan ini, BUMI hanya mampu menjual batu bara sebesar 54,5 juta metrik ton, atau turun sebesar 2% dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai 55,8 juta metrik ton.

Head of Corporate Communications, Ricco Surya menyampaikan di tengah kondisi pasar tengah menantang akibat penurunan harga batu bara, PT Bumi Resources Tbk tetap mampu mempertahankan kinerja positif. Perusahaan berhasil mencatatkan profitabilitas operasional dengan margin yang membaik, berkat penerapan efisiensi dan disiplin dalam pengelolaan biaya.

“Meskipun menghadapi kondisi pasar yang menantang dan harga batu bara yang menurun, Bumi Resources berhasil mencatatkan profitabilitas operasional yang positif dengan margin yang membaik berkat efisiensi dan pengelolaan biaya yang disiplin,” ujar Ricco dalam keterangan resmi, dikutip Senin (3/11).

BUMI berhasil membukukan pendapatan sebesar USD 1.037,3 juta atau naik 11,9% dari periode yang sama tahun 2024. Sementara laba bersih mengalami penurunan sebesar 56,0% atau hanya mencapai USD60,1 juta dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai USD136,4 juta.

“Bumi Resources tetap berkomitmen untuk menjaga efisiensi operasional, memperkuat ketahanan rantai pasok, dan mendukung strategi diversifikasi ke sektor mineral penting guna memperkuat portofolio usaha jangka panjang,” beber Ricco.